Pagi ini,Ayah,Bunda,dan Jerico. Akan pergi liburan. Tentu saja hanya mereka bertiga. Karena sedari dulu Aksa tidak pernah dianggap ada.
Setelah semua siap,Ayah mengambil kunci mobilnya.
"Kau, jaga rumah." Ucapnya datar pada Aksa, lalu menutup pintu rumah.Aksa bangkit dari duduk nya. Ia hanya ingin tiduran sekarang. Karena kepala nya pening sekali.
Saat menaiki tangga, tiba-tiba ada darah menetes dari hidungnya. Akhir-akhir ini ia merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya."Aku harus ke rumah sakit..."
Lirihnya.Aksa lega karena keluarganya sedang pergi dan dia memiliki kesempatan untuk pergi ke rumah sakit.
Aksa mengambil hoodie navy nya dan segera bergegas menuju rumah sakit.
Dia memesan taksi online karena kepalanya benar-benar sakit, belum lagi tubuhnya sangat lemas.
Aksa tidak pergi ke rumah sakit keluarganya yang biasa merawat mereka jika terjadi sesuatu. Lebih baik Aksa kerumah sakit lain untuk memeriksakan kondisinya.
Aksa menemui dokter yang merupakan temannya Samudera.
"Selamat siang,dok"
Ucap Aksa dengan senyuman tipis.Seorang dokter muda yang sedang menunggu kehadiran Aksa pun nampak sumringah setelah melihat pemuda manis itu.
"Wahh,kau sudah datang rupanya. Duduklah!"
"Lama tidak melihat mu,Dokter Juna" Ucap Aksa ramah.
Juna Adiwijaya.
Dokter tampan yang hanya 3 tahun lebih muda dari Samudera.
"Ada apa Aksa? Kenapa kau kemari?"."Aku merasa aneh pada tubuhku..."
"Mengapa kau kesini sendirian? Ayah atau bunda mu tidak ikut?"
Tanya Juna dengan penasaran."Mereka sangat sibuk. Aku takut mengganggu nya" Tentu saja Aksa berbohong.
"Baiklah. Apa keluhan mu?"
"Aku sering merasa pusing. Perutku juga nyeri sekali,aku tak berselera makan,tulangku juga rasanya ngilu sekali,aku juga mudah lelah,tubuh ku mudah sekali memar,seringkali aku mimisan. Menurutmu itu kenapa?" Tanya Aksa setelah menceritakan semua keluhannya.
Wajah juna tiba-tiba berubah tegang. Bahkan sangat tegang. Juna menatap Aksa lamat-lamat.
"Aksa...kamu serius?"
"Untuk apa aku mengarang?"
"Apa kamu tau,Sa?"
"Apa?"
"Gejalamu itu...."
"Ahh,saya tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja. Tapi alangkah baiknya jika kamu diperiksa lebih lanjut. Saya takut jika prediksi saya benar."
Kurang lebih dari 1 jam setelah Aksa menjalani tes lebih lanjut. Kini tinggal menunggu hasilnya. Aksa harap,hasilnya tidak sesuai dengan prediksi Dokter Juna.
"Langsung saya bacakan saja ya hasilnya?"
Aksa mengangguk ragu. Kedua telinga nya siap mendengarnya penjelasan Juna.
Juna Adiwijaya
Kira-kira Aksa kenapa ya ???
Votement juseyooo ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara ✔
Non-FictionIni cerita tentang Aksa yang rindu pada sesuatu yang belum pernah ia rasakan. 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑! •100% fiksi •Ignore typo(s) •Murni ide pribadi author •Jika ada kesamaan tokoh,tempat,dan alur,itu hanya kebetulan -rxxkyuzens,2021