10. Marahnya Ayah

1.6K 176 0
                                    

! Warning !
⚠️Chapter ini mengandung beberapa konten sensitif seperti kekerasan kepada anak dan harsh word(s)⚠️

"Anak-anak hari ini ibu akan membagikan semua hasil ulangan kalian minggu lalu dan dari 35 siswa hanya ada 25 siswa yang diatas KKM"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak-anak hari ini ibu akan membagikan semua hasil ulangan kalian minggu lalu dan dari 35 siswa hanya ada 25 siswa yang diatas KKM".

Aksa menegang mendengar suara ibu guru di depan sana. Shaka yang menyadari perubahan sikap Aksa pun langsung menenangkannya.

"It's okay Sa,lo udah berusaha semampu lo".

Aksa menatap kosong kertas-kertas hasil ulangan nya. Dibawah KKM,semuanya. Ia juga tak berharap banyak bisa mendapatkan nilai yang sempurna. Seberapa keras pun ia berusaha,ia akan tetap mendapatkan nilai dibawah KKM.

Suara bel sekolah membuat lamunan Aksa buyar. Ternyata sudah waktunya pulang dan Aksa sangat tak ingin pulang.

Ia hanya takut kena marah lagi karena nilai ulangannya tidak sesuai ekspetasinya,seperti yang sebelum-sebelumnya.

"Sa,ikut nongkrong di warkop belakang kuy!" Ajak Laskar.

"Ngga Las,gua mau langsung pulang aja" Laskar sudah tau kalau Aksa pasti akan menolaknya.

"Yaudah hati-hati pulang nya,Sa" Ucap Jean.

"Iya,gua duluan ya" Pamit Aksa kepada sabahat-sahabatnya.

"Aksa?" Dion lebih dulu membuka suara dan mengisi keheningan yang sempat terjadi di ruang tamunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aksa?" Dion lebih dulu membuka suara dan mengisi keheningan yang sempat terjadi di ruang tamunya. Tatapan Dion masih setia menatap tajam anak bungsunya yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya seolah enggan menatap balik Dion yang duduk dihadapannya.

"Aksa,inget kata-kata ayah minggu lalu? Kenapa bisa dapet segini?!" Dion melempar kertas-kertas hasil ulangannya ke meja ruang tamu,tepat didepannya.

"M-maaf" Bukannya menjawab pertanyaan Dion. Aksa malah meminta maaf dengan suara yang lirih.

"Ayah ngga butuh permintaan maaf dari kamu. Ayah cuman minta jelaskan maksud dari kertas ini. Kenapa? Kenapa bisa kamu dapat nilai dibawah KKM semua?! Ngga ada satupun yang sempurna!" Dion meninggikan nada bicaranya hingga membuat Aksa berjengit kaget.

Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang