01. Aksa Kecil

2.6K 224 4
                                    

Anak berusia enam tahun itu menangis dalam ringkuk kakinya, sudah seharian terlewati sejak sang bunda menguncinya di gudang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak berusia enam tahun itu menangis dalam ringkuk kakinya, sudah seharian terlewati sejak sang bunda menguncinya di gudang. Penyebabnya karena nilai ulangan matematika-nya dibawah kkm. Sudah biasa Aksa kecil dihukum seperti ini, bahkan bunda pernah menamparnya hanya karena nilai ulangannya tidak sempurna.

"B-bunda...takut..." Aksa masih terlalu kecil untuk dituntut kesempurnaan oleh ayah dan bundanya. Aksa juga masih terlalu kecil untuk mengerti mengapa sang ayah dan bunda membencinya.

Di dalam atap yang sama, Dion baru saja masuk kerumah setelah memarkirkan mobilnya di garasi . Keningnya menyergit kala ia menemukan si sulung berlari kearahnya dengan napas yang tersenggal-senggal.

"Kamu kenapa lari-lari sih bang?" Tanya Dion dengan wajah lelahnya.

"A-aksa yah..." Jawabnya dengan napas yang belum teratur.

"Aksa kenapa sih? Buat masalah apalagi anak itu?!" Pekik sang ayah.

"Dikunciin bunda di gudang yah" Jerico bicara sambil tertunduk, karena ia tau sang ayah sedang marah. Ia tidak ada bedanya dengan bunda. Jerico tidak mengerti kenapa ayah dan bundanya selalu bersikap kasar kepada adiknya itu.

Ayah langsung bergegas menghampiri Aksa yang masih terkunci digudang.

"Bangun kamu! Ngapain nangis kayak begitu?! " Bentak ayah pada Aksa.

"A-ayah...Aksa takut disini, Aksa mohon keluarin Aksa dari sini ayah..." Ucap anak itu sambil memohon kepada ayah. Aksa tidak bohong, ia takut pada ruangan sempit dan gelap. Ayah dan bunda nya juga mengetahui hal itu.

"Dasar anak bodoh! Bisanya hanya bikin susah saja! "

"Bikin masalah apalagi kamu, hah?!" Bentak sang ayah kepada Aksa.

"Nilai ulangan matematika Aksa dibawah kkm lagi ayah..." Lirih Aksa yang masih terdengar oleh ayah.

"Kamu bisa ngga sih,bikin ayah sama bunda bangga? Lihat abang kamu, dia selalu dapat nilai sempurna" Sudah biasa ia dibandingkan dengan sang kakak yang lebih sempurna. Jelas-jelas Aksa dan Jerico itu orang yang berbeda.

"Maaf ayah"

"Maaf kamu ngga berguna buat saya"

"Cepat balik kekamar kamu, belajar yang benar. Ayah akan tambah jam bimbel kamu!" Ucap ayah, lalu meninggalkan Aksa.

 Ayah akan tambah jam bimbel kamu!" Ucap ayah, lalu meninggalkan Aksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jerico Pratama
(Ico)

Jerico Pratama(Ico)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dion Pratama
(Dion)

Fani Senjakala(Fani)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fani Senjakala
(Fani)

Fani Senjakala(Fani)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aksara ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang