Makan malam keluarga mungkin sudah biasa untuk kebanyakan orang,begitupun dengan Aksa. Namun mengapa pemandangan di depannya membuat hatinya sakit.
Dimana ayah dan bunda duduk diantara Jerico. Tidak ada yang salah dari itu. Tapi melihat bagaimana perlakuan ayah kepada sang abang membuat ia iri.
Ia ingin diperlalukan seperti itu. Bagaimana ayah dan bunda dengan senyum lebarnya berbincang dengan Jerico. Bagaimana tangan bunda mengelus lembut surainya. Juga ayah yang menepuk bangga bahunya. Ia tidak pernah merasakan usapan lembut di kepalanya.
Salahkah ia jika rasa iri mulai menggerogoti hatinya ?
Bolehkah ia berharap dirinya yang ada di posisi itu ?
Aksa rindu.
Rindu pada sesuatu yang belum pernah ia rasakan.
Sebab afeksi ayah dan bunda adalah lengkara dalam hidupnya.
Saat kakinya berada di ujung tangga,ia memilih berbalik dan melangkah kembali ke kamarnya. Kembali menemui kesepian yang membelenggunya sejak lama.
"Aksa capek. Aksa cuman pengen disayang ayah bunda"
Air mata yang sejak tadi ia tahan kini meluncur dengan bebas di kedua pipinya.
Dalam lirikan matanya tanpa sengaja berpapasan dengan pantulan dirinya didalam cermin. Dirinya yang berwajah kuyu dan tatapak sayu.
Aksa tersenyum miris saat ia mendapati dirinya kembali sendirian.
Atau mungkin sejak dulu ia memanglah sendirian ?
Kehadirannya tidak diterima oleh dunia. Sebab mungkin kehadirannya adalah sebuah kesalahan yang harus disingkirkan.
"Tapi aku ingin bahagia. Setidaknya sekali saja"
Aksa,sosok anak kecil itu kembali mendapati dirinya menari diatas luka yang semakin lebar,dengan tawa yang terasa hampa. Mengudara di antara duka dan lara.
Aksa tidak pernah baik-baik saja.
"Takdir itu lucu. Kenapa harus ada aku kalau bang Rico bisa menyempurnakan hidup ayah dan bunda. Buat apa ada aku kalau kehadiran ku tak dianggap. Semesta mau mengajarkan apa? Tolong,Aksa lelah bersandiwara"
Kenapa semakin hari semuanya terasa lebih jauh? Dia tidak bisa menjangkau ayah dan bundanya. Aksa tidak bisa menghancurkan dinding pembatas antara mereka.
Aksa tidak ingin di pelakukan berbeda lagi. Aksa ingin egois,tapi dia tidak bisa.
"Tuhan,bawa Aksa pulang"
Aksa ingin pulang ke rumah yang sesungguhnya. Karena ia sudah dirusak oleh semesta sedemikian rupa.
Ini tentang kebahagiannya yang tak kunjung datang.
Votement juseyooo ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara ✔
Non-FictionIni cerita tentang Aksa yang rindu pada sesuatu yang belum pernah ia rasakan. 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑! •100% fiksi •Ignore typo(s) •Murni ide pribadi author •Jika ada kesamaan tokoh,tempat,dan alur,itu hanya kebetulan -rxxkyuzens,2021