Sejatinya,di dunia ini tidak ada yang abadi. Takdir begitu lucu. Mempermainkan kehidupan mereka sebegitu demikian rupa,menyisakan sakit yang begitu lama,entah akan sembuh atau tidak.
"Aksa udah ngga sakit lagi sekarang" Ucap jerico pelan,namun tersirat kesedihan yang mendalam.
"Aksa sudah bahagia disana ya?"
Sudah seminggu ini Fani tidak mau keluar dari kamar Aksa. Ia tidak berhenti mencium,memeluk,serta mengelus hangat setiap pakaian Aksa. Seakan Fani tengah mencium,memeluk,serta mengelus hangat sosok itu.
Jean,Shaka,dan Laskar telah kehilangan sahabatnya. Tidak ada yang bisa saling menguatkan satu sama lain,karena mereka semua turut merasakan kehilangan.
Jerico menunduk,menahan tangisnya,karena ketika ia mengingat sebuah kejadian dimana ia melihat adiknya sedang disiksa oleh sang ayah. Memori itu malah membuatnya semakin tidak terima dengan kepergian Aksa. Jerico sangat rindu.
Hidup perihal menyambut dan pamit. Karena semua hal di dunia ini tidak ada yang abadi.
Sudah ya? Jangan lagi di tangisi kepergiannya,menyesal juga tidak ada gunanya. Aksara sudah pulang ke rumah yang sesungguhnya dan meninggalkan semestanya yang penuh luka.
Terima kasih pada para semua pembaca. Mungkin ini bukan ending yang kalian harapakan.
Sekali lagi,terima kasih bay bay...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara ✔
Non-FictionIni cerita tentang Aksa yang rindu pada sesuatu yang belum pernah ia rasakan. 𝐃𝐈𝐒𝐂𝐋𝐀𝐈𝐌𝐄𝐑! •100% fiksi •Ignore typo(s) •Murni ide pribadi author •Jika ada kesamaan tokoh,tempat,dan alur,itu hanya kebetulan -rxxkyuzens,2021