Jalan kota malam ini dipadati oleh banyak pengendara, bunyi-bunyi klason yang saling bersahutan. Lampu-lampu yang menerangi jalan serta pemandangan indah dari banyak nya gedung yang menjulang tinggi.
Setelah dari rumah Devan, lelaki itu mengajak Adara untuk jalan-jalan mengelilingi ibu kota malam ini agar diri nya dan Adara bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama, malam ini Devan sangat bahagia karena sejak tadi Adara tidak henti-henti nya berdecak kagum melihat pemandangan kota malam ini.
Dari arah kaca spion Devan bisa melihat wajah cantik Adara, semiliar angin yang membuat rambut indah nya berterbangan. Lelaki itu berdehem kecil dibalik helm full face nya, hampir saja ia gagal fokus karena melihat wajah cantik itu.
"Van?"Panggil Adara yang memeluk perut Devan dari belakang sambil menikmati jalan.
"Hm"
"Pemandangan nya cantik banget ya!"
"Iya, tapi masih cantikan kamu"Ujar Devan setengah beteriak, Adara yang mendengar itu jadi senyum-senyum sendiri.
Devan terkekeh kecil, ia semakin menarik tangan Adara untuk memeluk perut nya. Devan menancapkan gas nya lebih laju menuju ke suatu tempat yang dulu pernah ia bawa Adara kesana.
Lima belas menit kemudian Devan sampai ketempat itu, Adara pun turun dari sana.
"Van kita kesini lagi?"Tanya Adara yang dibalas anggukan oleh Devan.
"Emang tempat ini gak pernah ada orang lain ya selain kita?"Tanya nya lagi, dan dibalas anggukan lagi oleh Devan.
"Karena tempat ini spesial ra"Gumam Devan yang dapat didengar Adara, gadis itu mengernyit.
"Spesial?" Adara memiringkam kepala nya membuat Devan tersenyum tipis dan mengacak-acak rambut gadis itu gemas.
"Iya spesial, karena hanya ada aku dan kamu"Ujar Devan membuat Adara tersenyum manis, tidak berapa detik kemudian perlahan senyum itu luntur dari wajah nya, ia mengingat saat pertama kali Devan membawa nya kesini.
Lelaki itu pernah bercerita kalau ditempat ini adalah tempat ia dan seseorang yang sangat berharga bagi lelaki itu, dan terlebih lagi seperti nya orang itu tidak akan pernah terganti biar pun kini Devan sudah menjadi milik nya. Adara pernah bertanya beberapa kali tentang masa lalu lelaki itu, tapi Devan selalu enggan memberitahu nya atau mengalihkan topik pembicaraan.
Devan menggenggam tangan Adara erat berjalan menuju ke pinggir danau.
Hening
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Novela JuvenilDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...