Pukul 20:15 malam, Adara yang sedang asik membaca novel begenre fantasi kesukaan nya dengan posisi tengkurap tiba-tiba tersentak kaget karena bunyi hp nya, dan langsung mengangkat nya tanpa melihat siapa sang penelpon itu.
"Halo?"
'ADARA!'
Adara yang mendengar teriakan itu langsung menjauhkan hp nya dari telinga nya, ia berdecak kesal setelah melihat nama yang tertara disana.
"Anjir suara lo tuh udah kya toa tau gak?! sakit nih telinga gue"
Hanya terdengar suara cengesan saja disana, Adara yang mendengar hanya memutarkan bola mata males saat menghadapi sahabat-sahabat gaib nya itu.
"Ngapain sih telpon gua segala, kya gak ada kerjaan aja lo"
'Ck gue cuma mau ngajakin lo ngumpul bereng sama yang lain dicafe langganan kita, lo mau ikut gak?'
Adara terdiam sebentar, setelah dipikir-pikir lebih baik dia ikut teman nya saja dari pada dirumah ini yang terlihat sepi seperti tak berpenghuni.
"Oke gue ikut, tapi lo yang jemput kan?"
'Emang mobil lo mana?'
"Males nyetir gue"
'Oke, nanti gue jemput'
"Kalau gitu gue siap-siap dulu bay"
Setelah mematikan telpon nya Adara langsung bersiap-siap dengan memakai kaos putih polos serta dilapisi jaket kulit berwarna hitam dan celana jeans panjang, dan membiar kan rambut nya terurai indah.
Sesudah selesai bersiap-siap Adara yang hendak turun kelantai bawah terhenti saat melihat dua orang yang habis pulang kerja dan yang sangat membuat nya geram yaitu melihat ayah dan ibu tiri yang sangat dia benci, setelah tersadar dia segera melanjutkan jalan nya tapi terhenti setelah mendengar suara bias sang ayah dibelakang nya.
"Mau kemana kamu?"
"Tidak ada urusan nya dengan anda"
Tanpa berpaling sedikit pun ke belakang untuk menghadap ayah nya, dia berusaha untuk tidak meluap kan emosi nya saat ini dengan tangan yang sudah terkepal kuat.
"Saya itu orang tua kamu, dan saya berhak menanyakan hal itu"
"Saya bilang bukan urusan anda"
Setelah berkata seperti itu Adara segera keluar dari rumah nya, dan tak menghiraukan lagi teriakan-teriakan atau pun cacian dari ayah dan ibu tiri nya itu.
***
"Tambah rame aja nih cafe, lama juga kita udah gak kesini"Ujar Neta.
"Iya ya mungkin sekitar 2 bulan lalu kali ya?"Ujar Syafira sambil mengetuk ngetuk dagunya seraya berpikir.
"Udah-udah masuk aja yu"Ujar Arselia.
Dan diangguki oleh sahabat-sahabat nya sedangkan Adara sedari tadi sibuk dengan hp nya.
Hampir saja masuk ke cafe itu Arselia yang berjalan paling depan berhenti secara tiba-tiba dan membuat Aurel yang berada dibelakang nya menubruk punggung dan hampir saja terjungkal kebelakang kalau saja dia tidak menjaga keseimbangan tubuh nya.
"Ngapain sih lo berhenti tiba-tiba kya gini?! Hampir aja gue jatoh tau gak ah elah"Ujar Aurel kesal dan Arselia yang menanggapi nya hanya cecengesan saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Ficção AdolescenteDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...