"Percaya sama aku ra, aku gak bakal buat luka dihati kamu, aku janji."
-Devan Wijaya Pratama-
"Jangan terlalu banyak mengucapkan kata janji, kalau nanti kamu sendiri yang mengingkari."
-Adara Wulandari-
°°°°
Happy Reading✨
__________•••__________
"Gue juga....gak tau sama perasaan gue sendiri...."
Setelah menggumamkan kalimat itu, Devan pun keluar dari kamar nya dan tanpa sengaja tatapan nya bertemu dengan mata Wijaya, saat berada diruang tamu sambil meminum teh berdua dengan papa nya.
Membuat nya langsung memalingkan wajah, lelaki itu segera menuju pintu utama.
"Devan! Mau kemana kamu?!"Tanya Wijaya, ia sudah menatap tajam dibalik punggung Devan.
Devan berdecak pelan, lelaki itu membalikkan tubuh nya menghadap sang kakek.
"Devan mau keluar dulu sebentar"
"Tap-
"Ayah udah, biarin Devan pergi. Nama nya juga anak muda zaman sekarang pasti butuh hiburan diluar sana bersama teman-teman nya apa lagi remaja seperti dia, pasti tidak akan betah dirumah seperti seorang gadis"Ujar Dika, papa Devan pria itu terkekeh pelan.
Wijaya pun hanya bisa pasrah, ia kembali meminum teh nya yang masih hangat.
"Yaudah kalo gitu Devan pamit dulu, Assalamu'alaikum"Pamit Devan setelah bersalaman pada Wijaya dan Dika.
"Wa'alaikumussalam"Balas kedua nya.
Dika menggeleng-gelengkan kepala nya saat melihat papa nya itu terlihat kesal.
***
Devan menjalankan motor nya dengan kecepatan penuh, sampai pandangan nya mengarah pada tepi jalan, lelaki itu segera menghentikan motor nya dan menatap seorang gadis yang sedang duduk dihalte sendirian, ia pun mendekat."Ra?"Panggil nya memastikan apa itu benar gadis itu, saat gadis itu menoleh kearah nya. Tubuh nya mematung, ia terkejut melihat mata sembab gadis itu.
Gadis itu pun juga terkejut saat siapa yang datang menghampiri nya, ia langsung memeluk tubuh lelaki itu dengan erat dan kembali terisak disana.
"R-ra lo kenapa?"Tanya Devan yang masih dengan keterkejutan nya.
Tidak ada balasan dari gadis itu, ia hanya terisak didada Devan setelah merasa tenang ia pun melepaskan pelukan nya, Devan menatap nya dengan penuh tanda tanya.
"M-maaf aku lancang udah peluk kamu"
Lelaki itu menggeleng, ia memegang bahu Tiara menatap nya dengan penuh kelembutan.
"Jujur sama gue, lo kenapa? Kenapa bisa lo sendirian disini"
"Aku.... Sedih van karena mama terus-terusan ingat sama almarhum papa, aku gak tau lagi gimana cara nya supaya mama gak sedih lagi...."
Devan menatap khawatir Tiara, lelaki itu pun mengusap-usap bahu Tiara lembut.
"Sabar ya ra, gue tau kok perasaan lo. Tapi lo jangan pernah nyerah ya? Tetap semangat! Karena sekarang ibu lo cuma punya lo, asal lo tau ra...." Devan menghentikan ucapan nya, ia menatap Tiara dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVAN & ADARA [HIATUS]
Novela JuvenilDevan Wijaya Pratama, cowok yang terkenal dingin tapi tampan dan memiliki sifat badboy disekolahnya, laki laki yang mempunyai kulit putih, berbadan tinggi, rahang yang tegas dan kokoh, hidung mancung, beralis tebal, bibir tebal bewarna merah alami d...