Menyebalkan.
Kata itulah yang selalu tertancap di pikiran ku sejak diriku membuka mata pada pagi hari ini. Jangan tanyakan mengapa, karena ada beberapa alasan yang membuatku harus menghela napas untuk yang kesekian kalinya sejak beberapa jam terakhir.
Kenapa?
Baiklah, akan aku sebutkan satu-persatu.
Pertama, begitu aku bangun tadi, dengan sangat-sangat-sangat terpaksa, Shan Shan menyeretku untuk datang bersama di ruang makan istana. Disana, semua keluarga sudah berkumpul dengan tambahan orang lain bertopeng perak, sang Pangeran Kerajaan Taiyang. Kalian tau apa yang lebih buruk? Well, terimakasih padanya, yang terus menatapku sepanjang sesi acara makan pagi, kini ku mendapatkan masalah pencernaan yang cukup parah.
Yah, bayangkan saja, jika kau ditatap dengan intens oleh seseorang berjenis kelamin yang sama denganmu, saat kau sedang melakukan sesuatu.
Rasanya sungguh tidak nyaman bukan?
Bagaimanapun, aku ini pria normal. Bagaimana mungkin aku betah jika diperlakukan seperti itu?
Alasan kedua, seakan kurangnya penderitaan yang kualami karena gangguan pencernaan ini, aku harus menelan emosiku bulat-bulat ketika waktu bersantai- sembari minum teh miliku, harus terganggu oleh pria tiang bertopeng itu.
Sungguh menyebalkan.
"Aku sungguh malas meladeni orang lain. Bisakah kau pergi?"
Mendengar ucapan frontalku, Pangeran itu- Wang Xuemin tidak menjawab. Ia hanya menatapku dengan lirikan mata, dan melanjutkan kegiatannya, meminum teh dalam diam.
Haha. Kampret.
"Tuan pangeran pertama, apakah anda mengalami gangguan pendengaran?"
Hening. Tidak ada jawaban.
Oke, aku sudah tidak tahan. "Baiklah, anda bisa tetap disini, karena ada beberapa urusan, putri ini izin mengundurkan diri"
Belum sempat aku menjauh dari sana, tarikan paksa pada pergelangan tanganku itu membuatku kembali ke tempat semula. Kali ini aku menatap tajam pelaku kekerasan pada tangan mungilku ini.
"Apa?!"
"Tidak sopan meninggalkan seorang tamu yang merupakan tunanganmu sendiri, putri Mingmei"
"Aku tak merasa pernah bertunangan denganmu tuh"
Pria itu mengangguk, "aku juga asal memilih tunangan waktu itu"
Bajingan.
Aku menghela napas kesal, dengan bersidekap dada, aku bertanya sangsi, "sebenarnya apa alasanmu menyetujui pertunangan ini? Aku bahkan ragu jika sebelumnya kau mengetahui rupa tunanganmu sendiri. Jadi, katakan apa alasan mu?"
Xuemin menaruh cangkir tehnya dengan tenang. Hingga kalimat yang berikutnya keluar dari mulut orang itu membuatku tersedak seketika.
"Hanya formalitas"
"Guoblok" umpatku refleks.
"Apa?"
"Tidak. Lupakan saja"
Xuemin masih menatapku sangsi, "kau baru saja mengumpatiku ya? Tapi aku tak pernah dengar kata 'goblok' itu, apa artinya?"
Berpikir sejenak, aku menjawab cepat, "Goblok itu- kamu. Ya, goblok adalah kamu"
Melihat pria itu masih terdiam dengan dahi mengernyit, aku memanfaatkannya untuk melarikan diri. Namun, langkahku kembali terhenti karena seruan pria itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimensions|| Psychologist, Mr(s). Liu
FantasiaSebagai mahasiswa psikologi klinis, otakku selalu memaksa untuk berpikir secara rasional. Aku selalu skeptis pada anggapan mengenai keberadaan dunia fantasi atau dunia lain yang menurutku tidak mungkin ada. Hingga hari itu tiba. Dimana semua nalar d...