23

2.1K 280 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Grep....
Pelukan erat Jennie berikan pada badan tegap seuaminya, meredakan amarah yang sedang menggebu dalam diri sang suami. Sulit sekali untuk meredakan amarah sang suami apa lagi itu menyangkut urusan cemburu.

"Besok kita ke kampus, kamu ngomong deh sama dia biar dia jauhin aku. Kalau perlu tempelin selebaran di kampus Jennieta Alexander adalah Istri Limario Bruschweiler, jangan mendekat pawangnya galak." Ucap Jennie dengan terus memeluk suaminya itu. Ada sedikit candaan darinya berharap jika Limario akan sedikit melunak.

Limario hanya diam, menarik nafasnya dengan berat. Emosinya masih menggebu namun sejujurnya ia tak ingin marah karena sudah cukup lelah. Jennie juga pasti tak akan macam-macam di belakangnya.

Akhirnya Lim membalikan badannya, dengan sigap menggendong Jennie seperti koala. Membawa Jennie kembali ke kamarnya. Jennie sendiri langsung mengalungkan tangannya pada leher Lim. Mereka saling memandang dengan pandangan yang sulit sekali ditahan jika itu adalah pandangan penuh maksud dan tujuan.

Lim membaringkan Jennie di kasur empuk milik Jennie, Lim tersenyum penuh arti saat ini. Sedangkan Jennie hanya tersipu malu dengan apa yang terjadi saat ini. Jennie semakin tersipu malu saat Lim dengan tanpa malu membuka kaos berwarna merah miliknya itu, lalu melemparkan ke sembarang arah.

Jennie tertegun saat melihat badan atletis milik sang suami, terakhir kali Jennie melihat badan Lim beberapa bulan lalu, namun belum sejadi sekarang.
Ya karena Lim memang tak pernah malu jika buka-bukaan di depan Jennie, bahkan saat mereka kecil Lim sering pipis sembarangan bahkan di depan Jennie saja.

"Ko badannya bagus banget, perasaan pas aku pergi ga sebagus ini." Tanya Jennie dengan memegang perut Lim.

"Sengaja ngegym kan biar makin ganteng, kan jomblo waktu itu butuh modal buat tebar pesona." Jawab Lim dengan terkekeh gemas melihat sang istri yang begitu mengagumi perubahan badannya.

Jennie hanya mendengus kesal, bisa-bisanya suaminya itu menjawab seenak jidat lebarnya saja. Namun itu membuat Lim semakin gemas, dengan tanpa Jennie sadari Lim kini mendekat dan menindih badan Jennie.

"Hayu ah belah duren." Bisik Lim tepat di depan telinga Jennie, membuat Jennie menegang seketika.

Lim langsung menciumi leher Jennie dengan sesekali menjilatnya. Untuk urusan ini Lim sudah sering melakukannya dulu, tapi urusan memasuki lubang mungkin belum, tapi pernah deh pake jari.

"Duh geli." Rengek Jennie saat Lim asik menciumi lehernya. Lim tersenyum karena merasa lucu dengan tingkah Jennie itu.

Cup...
Lim mengecup bibir Jennie singkat, mata tajamnya menatap Jennie dengan penuh cinta. Jennie terbuai akan tatapan itu, seperti terhipnotis hingga akhirnya Jennie merasakan bibir basah dan kenyal milik suaminya menempel dengan sempurna di bibirnya. Jennie langsung memejamkan matanya, merasakan persatuan bibir mereka berdua.

Fated To Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang