25 🔞

5.1K 313 138
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selama ini tak pernah ada keraguan dalam mencintai Jennie, meski terkadang merasa lelah karena Lim tak mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun tak pernah sedikitpun meragu untuk tetap mencintai Jennie.

Lim membalikan badannya dan menatap Jennie dengan senyumannya, Lim tau Jennie sedang berusaha terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Aku baik-baik aja, jangan maksain ya." Ucap Lim dengan mengelus pipi Jennie.

"Tapi bener kan kalau ngerangsang suami itu ngelus perutnya?" Tanya Jennie dengan polos.

Lim tersenyum gemas dengan kepolosan sang istri, kenapa harus ditanyakan. Apakah setidak tau itu Jennie tentang urusan sex? Wah mahasiswi kedokteran ini bagaimana sih.

"Bener, enak lho dielusin perut apa lagi turun ke bawah." Jawab Lim dengan genit, ia mengedipkan sebelah matanya.

"Sini maksud kamu?" Tanya Jennie dengan meremas penis Lim, sedangkan Lim menganga tak percaya dengan tingkah istrinya itu.

"Ih nakal, udah ah nanti ngaceng ga ada lubang yang bisa ditusuk. Masa harus ke lubang tikus." Jawab Lim lalu melepaskan pelukannya pada Jennie, setelah itu ia memakai bajunya di depan Jennie.

"Baby mau liat punyaku ga yang sekarang? Terakhir liat pas kelas 6 kan? Aku udah ga pernah pipis depan kamu semenjak masuk SMP." Lim bertanya pada Jennie, ia hanya ingin tau reaksi Jennie seperti apa.

Jennie diam dengan ekspresi yang sulit dimengerti, namun setelah itu ia menganggukan kepalanya. "Boleh deh, dulu aja gede gimana sekarang coba." Ucap Jennie malu-malu, terbayang penis Lim saat masih SD dulu, cukup besar untuk ukuran anak SD.

Lim hanya menganga tak percaya, ia hanya iseng namun mengapa Jennie malah menyetujui. Lim tak mau akan merasa tersiksa lagi.

"Ga jadi ah malu." Jawab Lim lalu pergi ke kasur dan membaringkan badannya dengan nyaman.

Jennie hanya mendengus kesal, ia semakin curiga dengan suaminya itu. Jennie yakin jika tadi Lim mencari bule yang bisa dipake dengan bebas oleh Lim.

"Kamu ga lagi nyembunyiin sesuatu kan dari aku?" Selidik Jennie dengan berdiri di depan Lim dengan menatap tajam suaminya itu.

"Ya ampun, ga ada Jennie ga ada. Kenapa sih kamu tuh aneh banget hari ini." Lim akhirnya bangun, ia duduk di tepi ranjang dan menghadap ke arah Jennie, tepat di depan payudara Jennie.

"Kamu beda! Dari pagi ngehindarin aku terus. Bahkan aku udah coba ngasih kesempatan ke kamu tapi kamu selalu menghindar. Kenapa? Apa udah ada pengganti aku?" Jennie semakin kesal, ucapannya semakin sulit untuk dikontrol saat ini.

"Cukup! Aku gini karena hormatin kamu, aku nahan hasrat aku karena aku tau kamu belum siap, kenapa malah nuduh aku macem-macem sih? Aku cape ya Jen dituduh terus." Lim akhirnya terpancing emosinya, lelah menghadapi Jennie yang terus menuduhnya itu.

Fated To Marry YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang