Runa menusuk baksonya dengan penuh tenaga sampai mangkuk dan mejanya ikut bergetar. Ini baru sehari ia tinggal di rumah Jeffrey dan rasanya, ah, bisa dicoba sendiri. Ia mengipasi wajahnya yang memerah karena kepedasan dan juga udara panas Ibukota yang menambah kobaran api.
"Sabar Run, lagian lo bangun kesiangan juga" sergah Arin, ia mencoba untuk menenangkan sahabatnya yang sedang dalam mode-mode singa. Padahal, Runa itu cukup jarang marah dan meledak, tapi kalau sekalinya marah, bisa semua kata kotor dan isi kebun binatang tumpah tanpa sensor.
"Salahin kasurnya yang empuk banget! Lagian nyebelin banget anjing orangnya. Ganteng sih, iya tapi congornya tuh, kalau ngomong gak ada bagus-bagusnya sama sekali," dumel Runa untuk yang kesekian ratus kalinya pada hari itu.
Arin juga sempat melihat sosial media Jeffrey waktu diberitahu oleh Runa kemarin, memang lebih banyak pengikut dan super kaya raya. Walaupun begitu, Jeffrey memang jarang mengumbar kekayaan. Sosial media hanya menjadi salah satu tempat untuk menambah exposure dan tempat Jeffrey mengunggah konten-konten seputar bisnis. Justru itu bukan sosial media pribadi yang Jeffrey pegang karena lebih banyak dioperasikan oleh tim.
Jeffrey termasuk salah satu jajaran crazy rich dengan jenis usahanya yaitu toko emas. Bukan sekedar toko emas biasa tapi yang memang sudah punya nama besar dan cabang dimana-mana.
"Dah, dah. Nih, kalem dulu kanjeng" sela Hansel yang datang dengan membawa minuman boba dingin. Runa langsung menyambar dan meminumnya dengan rakus, ia butuh mendinginkan kepalanya.
"Ya udah, sih. Saran gue, kalau lo nggak betah bisa balik lagi ke rumah," kata Hansel.
Tentu Runa juga ada berpikir begitu sejak kemarin malam. Daripada harus tinggal tapi pulang-pulang bawa penyakit—darah tinggi, lebih baik tinggal di rumah masing-masing.
"Hmm," balas Runa dengan malas, kepalanya pening memikirkan bagaimana ia bisa mendapat nilai dari dosen galak mata kuliah Pancasila.
"Bawa santai aja. Nanti jalan-jalan, deh," ajak Hansel.
"Yoi, ga usah dibawa stres, bentar lagi acara kita mulai nanti malah gila tengah jalan lo," timpal Arin sambil manggut-manggut setuju.
Sebentar lagi acara yang dipanitiai oleh Runa dan teman-temannya akan segera berlangsung pengerjaannya. Otomatis, ia akan jarang ada di rumah. Syukurlah berkat acara itu jadi Runa tidak banyak bertemu dengan Jeffrey nantinya. Kadang kepanitiaan itu bisa sampai tidak pulang dan pasti super sibuk di kampus. Mungkin rumah hanya jadi tempat singgah saja.
Setelah semua kelas selesai pada hari itu, Runa tidak bisa menghubungi supir Jeffrey karena tadi ia kelupaan untuk meminta kontaknya. Parahnya kemarin Runa juga lupa meminta kontak Jeffrey. Bukan masalah antar-jemputnya, lebih ke karena Runa sudah bilang akan mengabari kalau memang ada acara mendadak. Cih, lagipula untuk apa mengabari, pasti Jeffrey juga ingin Runa pergi saja dari rumahnya secepat mungkin, batin Runa.
Setelah itu Runa dan teman-temannya pergi ke salah satu pusat pembelanjaan yang cukup dekat dari kampus. Mulai dari belanja, nongkrong, main di arcade sampai matahari sudah tergantikan dengan bulan. Runa bahkan tidak sempat mengecek ponselnya sama sekali karena dimasukkan dalam mode sunyi dan tidak sadar kalau ada puluhan telpon masuk dari orang tuanya dan juga nomor asing yang tidak ia simpan.
"Numpang pulang dong, Rin. Pak Minto pasti udah pulang kalau jam segini," pinta Runa pada Arin karena tadi juga berangkat naik mobil Arin.
Supir keluarga Runa memang tidak menginap di rumah. Biasanya hanya sampai sore lalu pulang.
"Sama Vier aja, rumahnya deket sama sugar daddy lo," balas Arin dengan suara agak keras sampai beberapa orang ikut menoleh. Runa langsung menggeplak lengan sahabatnya itu, bisa-bisanya Jeffrey dibilang ayah gula. Lagipula, Runa tidak sedang mengalami kesulitan ekonomi. Enak saja dibilang ayah gula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oncle [Masih Revisi Beberapa Part]
Fanfiction[COMPLETED] Sebuah kisah cinta klise yang tumbuh karena terbiasa. Aruna harus tinggal di rumah teman ayahnya yang bermulut tajam karena ditinggal ke luar negri. "Om kalau mau tuh, tinggal minta, masa mau yang bekasan" + bahasa ; lil bit of eng. + a...