Oncle [Masih Revisi Beberapa Part]

five: bujangan tua

Hari itu Runa tidak ada kelas jadi bisa bangun dengan agak siang. Sepertinya kualitas tidurnya kembali membaik setelah berbaikan dengan Jeffrey kemarin. Runa menguap lebar dan turun dari kamarnya ke ruang tengah masih lengkap dengan baju tidurnya. Di ruang tengah ada Jeffrey dan 2 orang lagi yang menghadap belakang jadi Runa tidak bisa melihat dengan jelas itu siapa.

Jeffrey menoleh ke arah Runa dengan pandangan tajam. Runa jadi bingung kenapa Jeffrey suka sekali melihatnya dengan tatapan garang.

"Kenapa Pak—loh Runa?" kaget Dery yang pertama menoleh. Disusul oleh satu orang lagi yang membuat Runa melebarkan matanya, itu Dominic! Dosen galak yang mengusirnya keluar kemarin lusa.

"Pak Domi?" celetuk Runa sampai tergagap, ternyata Dominic adalah kenalan Jeffrey, pantas saja sifat keduanya mirip.

"Siapa, ya?" tanya Dominic yang memang hanya seorang dosen mata kuliah umum jadi ia tidak begitu ingat dengan setiap mahasiswanya.

Runa langsung berlari mendekat dan menunjuk Jeffrey sambil berseru lantang, "Dia Pak, yang bikin saya telat nggak bisa ikut kuis Bapak"

Dominic menoleh sebentar ke arah Jeffrey dan membenarkan letak dasinya sambil berdeham. Berani sekali pikirnya gadis ini menunjuk-nunjuk Jeffrey "Salah kamu sendiri kan', kalau telat? Ah, dan boleh saya tau hubungan kamu sama Pak Jeffrey apa?" imbuhnya sambil sesekali melirik ke arah Jeffrey dengan takut-takut.

"Nggak Pak, beneran. Saya aslinya gak akan telat kalau gak ditahan sama Om Jeffrey," seru Runa dengan lantang, semua demi nilainya yang berharga.

"Runa! Balik kamar sana!" Perintah Jeffrey yang jelas tidak diindahkan oleh Runa, nasib nilai tugasnya sudah ada di depan mata.

"Om, bantuin aku plis nilai tugas aku kosong nih, gara-gara Om," pinta Runa memasang wajah memelas pada Jeffrey yang ternyata berefek sampai jantung apalagi penampilan Runa baru bangun ini imut sekali dengan piyama bebeknya.

Dery dan Dominic sama-sama saling bertatapan bingung dengan status Runa ini siapanya Jeffrey.

"Fine, Dominic, Kamu dengar kan permintaan Runa? Benar waktu itu saya yang nahan dia buat gak keluar rumah," desahnya dan menghela nafas sambil berharap setelah ini Runa bakal cepat balik entah kemana, ruang makan atau kamarnya terserah.

Dominic mengangguk patuh, "Baik Runa, besok kamu temui saya di ruang dosen mata kuliah umum untuk susulan," balasnya.

Runa tersenyum lebar dan membungkukkan badannya berulang kali sambil mengucap terima kasih. Dominic ini bukanlah dosen tetap di kampus Runa, pekerjaan tetapnya adalah sebagai pengacara di perusahaan Jeffrey.

"Hus, hus, pergi sana!" usir Jeffrey yang lebih mirip seperti mengusir seekor anjing.

"Iya-iya, hai Kak Dery!" sapa Runa sebentar sebelum melenggang pergi ke ruang makan.

Melihat interaksi sekretarisnya dan Runa, Jeffrey heran sejak kapan mereka jadi dekat begitu sampai memanggil dengan sebutan 'kak' segala. Padahal Jeffrey tidak tahu kalau mereka juga sudah bermutual di sosial media.

"Ehm, Pak Jeffrey boleh saya tanya hubungan Bapak dengan mahasiswa saya barusan apa, ya?" tanya Dominic hanya sekedar ingin tahu kenapa mereka rasanya dekat sekali dan bahkan Runa juga tinggal di rumah bosnya itu padahal sebelumnya ia tahu kalau Jeffrey tinggal sendiri.

"Titipan"

"Pfft.." Dery tidak bisa menahan tawanya.

"Ketawa? Emangnya saya ngelucu?" dengkus Jeffrey dengan wajah kesal.

"Nggak Pak, mohon maaf"

: : :

Ternyata kelas Runa hari ini libur semua karena dosennya berhalangan datang. Runa membaringkan tubuhnya di kasur sambil melihat-lihat makanan di aplikasi ojek online.  Oh iya, ponselnya juga sudah kembali kemarin waktu Jeffrey disogok. Kemudian ia kepikiran untuk membelikan juga Jeffrey karena sudah membantunya mendapat nilai dari dosen galak yang ternyata adalah pegawai Jeffrey.