thirty eight: together

13.2K 537 26
                                    

Runa mengatupkan kedua tangannya yang saling gemetar karena gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Runa mengatupkan kedua tangannya yang saling gemetar karena gugup. Berkali-kali ia menghembuskan nafas dan perutnya seperti mulas. 3 bulan untuk persiapan nikah itu ternyata seperti hanya kemarin hari. Hari spesial yang ditunggu-tunggu telah tiba.

"Tenang sayang, apa yang kamu khawatirin?" Tanya Irene ke putri semata wayangnya itu.

"Gak tau Ma, gugup aja mungkin"

"Duh, anak Mama udah gede, tenang aja, Mama yakin Jeffrey bakal jadi kepala keluarga yang baik buat kamu nanti, yah walaupun nanti dalam rumah tangga kamu nggak bakal seneng-seneng terus pasti ada jatuhnya" Irene mengusap pipi Runa dengan sayang, tidak menyangka ia akan melepas putrinya di usia muda.

Kini Runa ada di ruang tunggu tempat ibadah yang menjadi saksi pemberkatan pernikahannya dengan Jeffrey. Waktu benar-benar berlalu cepat. Kini Runa dibalut dengan gaun putih yang menjuntai hingga lantai dan di kepalanya ada penutup transparan serta mahkota dari perak.

"Permisi Bu, mempelai wanita silahkan sekarang masuk menuju altar" Seorang anggota EO mengetuk pelan pintu ruang itu dan Runa memantapkan dirinya sekali lagi sambil membawa satu buket bunga lili putih di tangannya.

Suho yang nanti akan mengantar putrinya ke altar sudah menunggu di luar, "Cantiknya anak Papa, bangga banget Papa kamu belum gol sebelum sah" Di saat sakral seperti ini pun Suho masih bisa bercanda, niatnya sih untuk mengurangi ketegangan.

"Ih Papa, gak lucu" Gerutu Runa dan sepanjang ia berjalan jantungnya terus berdetak tak karuan.

Sampailah ia pada jalan tengah menuju altar, ia melihat teman-temannya, keluarga dan kerabat semuanya ada di kursi para tamu. Dan, yang paling utama adalah tentu saja calon suaminya di depan, Jeffrey sedang menunggunya di depan sana lengkap dengan jas hitam dan hiasan bunga di saku jasnya sambil tersenyum lebar.

"Jeff, jaga anak Kakak" Itu pesan terakhir Suho sebelum menyerahkan tangan putrinya ke Jeffrey di hadapan hamba Tuhan.

Jeffrey tak henti-henti mengembangkan senyum, akhirnya hari ini akan datang juga dan demi Tuhan hari ini Runa terlihat seperti malaikat. Mereka saling berhadapan dan prosesi pernikahan dimulai.

Seorang hamba Tuhan berdiri di tengah mereka dan memulai prosesi sakral pernikahan. "Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan saudara masing-masing mengucapkan janji suci kepada pasangan"

"Saya, Jeffrey Aditama akan menjadikan Aruna sebagai istri saya. Saya yakin memilih Aruna karena saya merasa amat nyaman. Saya tahu ia akan setia pada saya dan adalah cinta sejati saya.

Pada hari yang istimewa ini, di hadapan Tuhan dan semua saksi pernikahan kita, saya berjanji akan selalu berada di sisi Aruna sebagai suami yang setia dalam suka dan duka, dalam sedih dan senang, dalam sakit dan sehat maupun dalam keadaan terpuruk dan bahagia.

Oncle [Masih Revisi Beberapa Part]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang