nineteen: baby's sick

17.9K 924 19
                                    

Bingung mau merasa bersalah atau tidak karena bukan Runa juga yang mengajak Jeffrey ke Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bingung mau merasa bersalah atau tidak karena bukan Runa juga yang mengajak Jeffrey ke Bandung. Padahal Runa juga yang sudah bilang agar jangan berenang malam-malam. Begini hasilnya, masuk angin sampai demam cukup tinggi.

Kata Imah, Jeffrey itu jarang sekali sakit. Karena Jeffrey juga mengerti sendiri kalau tinggal sendirian dan tiba-tiba sakit itu sangat tidak enak. Walaupun Jeffrey punya banyak asisten rumah tangga, tetap saja tidak ada orang yang bisa menemaninya saat sakit kecuali Johnny. Dokter pribadi.

"Sakit aja ganteng, heran," komentar Runa sambil sesekali membolak-balikkan kain basah di atas dahi Jeffrey. Sebab waktu itu Jeffrey juga yang merawatnya saat sakit, kini giliran Runa ikut membalas budinya. Ia duduk di pinggiran kasur Jeffrey, kamar Jeffrey jauh lebih luas dari kamarnya di atas, tapi entah kenapa rasanya—kosong.

Jeffrey masih belum berganti baju sejak tadi. Runa hanya berani melepas jas yang membalut tubuh Jeffrey agar tidak terlalu gerah dan demamnya bisa cepat turun. Setelah 4 jam tertidur, akhirnya Jeffrey membuka mata.

Wah, apakah ia sedang bermimpi melihat wajah ayu Runa di depannya saat ini?

"Tiduran aja Om, demamnya lumayan tinggi lho, aku ambilin bubur sama obat dulu," ucap Runa dengan perasaan lega ketika Jeffrey akhirnya membuka mata.

"Saya nggak mood makan" Semua orang sakit pasti bilang begitu. Bawaannya mual. Tapi mau bagaimana lagi, demam Jeffrey cukup tinggi, kalau tidak segera minum obat malah makin parah nanti.

"Dikit aja Om, buat ngisi sebelum minum obat," pinta Runa dengan wajah memelas.

Akhirnya Jeffrey mengangguk, "Hm, anu kamu bisa ambilin baju santai buat saya ganti?"

"Oh iya, bentar" Runa langsung menuju ke arah walk in closet Jeffrey dan mengambil setelan baju santai.

"Ini," ucap Runa sambil menyerahkan satu potong kaos dan celana training.

"Dalamannya mana?"

Bukan main.

"Ya udah saya ambil sendiri aja," ucap Jeffrey sebelum beranjak bangun.

"Eh, gak usah! Masih pusing, kan'? Aku ambilin bentar" Runa langsung mencari letak laci penempatan boxer dan dalaman Jeffrey. Gila, malu sekali dan rasanya lancang telah membuka laci terlarang itu, "brand ambassador CK apa gimana?" gumamnya, habisnya semua dalaman Jeffrey bertuliskan nama merk itu.

Saat Runa kembali, ia malah disuguhkan dengan pemandangan roti sobek yang baru keluar dari oven. Paling tidak Jeffrey seharusnya punya kesadaran agar tidak ikutan membuat anak orang jadi panas dingin saat sedang demam.

"Ini dalamannya" Runa menyerahkan lipatan pakaian dalam berwarna hitam sambil mengarahkan pandangan ke arah lain. Arah manapun asalkan tidak melihat pahatan sempurna di depannya ini.

Oncle [Masih Revisi Beberapa Part]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang