9. Akur

17 6 25
                                    

Masyaallah ganteng banget Ya Allah ALLAHU AKBAR! GANTENG BANGET!!!! Sekiranya begitulah diriku ketika melihat visualisasi Farel😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masyaallah ganteng banget Ya Allah ALLAHU AKBAR! GANTENG BANGET!!!! Sekiranya begitulah diriku ketika melihat visualisasi Farel😅

Hayoo yang belum vote dari Prolog sampe sekarang. Vote ya jangan jadi sider.

Selamat membaca💠

_______

"Sejauh apa lo tahu tentang gue?" tanya Difa pada Ryan.

Kini mereka tengah berada di rooftop sekolah. Duduk di salah satu bangku panjang yang memang sudah tersedia disana. Difa bertanya dengan masih menatap ke arah gedung-gedung tinggi di depannya.

Ryan masih diam. Kalau dia bilang yang sebenarnya, bukankah Difa akan menjauhinya nanti? Bagaimana jika Difa tahu kalau ia mendapatkan semua informasi itu karena memang dialah yang memata-matai Difa selama ini?

"Yan, jawab." Difa menuntut jawaban pada Ryan yang masih bungkam.

"Gue cuman tahu itu nggak lebih."

"Orangtua gue. Kenapa lo bisa tahu namanya? Sama adik gue? Lo nggak mungkin mata-matai gue kan?"

Aduh, bagaimana ini??! Buat alasan Ryan! Ayo cari alasan yang masuk akal!

"Nggak, bukan gitu. Untuk orangtua lo, gue nggak sengaja lihat profil lo di ruang BK waktu gue mau ambil rapot anak-anak di kelas gue. Gue lihat ada rapot lo di meja ruang BK karena gue penasaran gue buka dan ada nama orangtua lo disana. Kalau adik lo itu, gue denger dari temen-temen sekelas gue, sama yang di profil lo itu sih."

"Terus masa lalu gue? Tentang cowok yang gue sukai waktu SMP dan cewek yang rebut dia dari gue, lo tahu darimana? Nggak mungkin dari profil rapot kan?"

Ryan tertawa sebentar. "Bukan, gue tahu masa lalu lo karena gue denger pembicaraan seseorang. Gue nggak sengaja nguping pembicaraan temen gue sih, makanya gue tahu."

Difa membulatkan mulutnya dan mengangguk paham. Rupanya karena itu. Difa hampir saja memiliki keinginan bahwa jika benar Ryan memata-matainya dia akan menjauhi Ryan. Bisa saja Ryan ini orang jahat yang berkedok baik.

Memang belum tentu. Tapi pasti ada orang seperti itu di dunia ini. Percaya deh.

"Gue pikir lo mata-matain gue. Kalo emang itu yang lo lakuin gue bakal jauhin lo sih. Itu sama aja lo ganggu privasi gue," ucap Difa sambil melirik ke arah Ryan.

Ryan terpaku di duduknya. Difa mengatakannya dengan terang-terangan. Bisa bahaya kalau Difa tahu yang sebenarnya.

"Jadi, gue bisa kan jadi temen lo?"

"Sahabat gue dari kecil?" tanya Difa menahan tawanya.

Ryan tak bisa menyembunyikan senyumnya. Senyumannya sudah bertengger manis di bibir itu.

"Iya, sahabat dari kecil."

"Ya udah, ayo ke bawah. Bentar lagi bel."

Difa sudah berdiri dari duduknya. Diikuti oleh Ryan yang menyusul di belakangnya. Segera Ryan menjajari langkah Difa yang berada di depannya.

AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang