5. Belum Selesai

23 7 8
                                    

Ini adalah visualisasi Difa menurut aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah visualisasi Difa menurut aku. Terserah di bayangan kalian kaya gimana. Vote sama komennya dululah. Masa udah baca sampe bab 5 belum vote.

Well, selamat membaca🐝

***

"Lo, apa? Lo bilang apa?" tanya Difa mencoba meyakinkan apa yang baru saja ia dengar.

"Iya gue yang celakain Raka. Cowok kesayangan lo itu." Viona tersenyum miring. Melihat itu entah kenapa membuat Difa ingin mencabik-cabik wajah itu.

"Lo gila."

"Iya, gue akui gue gila. Untuk bikin lo sengsara gue harus gila. Gue pengen lihat lo menderita, Nadifa Annalise."

Ucapan Viona sontak membuat Difa membelalakkan matanya. Jantungnya terasa mencelos seketika mendengar nada ancaman yang keluar dari mulut perempuan di depannya.

"Gue bosan lihat lo selalu senang. Lo selalu di kelilingi orang-orang yang jaga lo. Yang sayang sama lo. Gue pikir seharusnya lo ngerasain apa itu yang namanya sengsara dan menderita."

Lagi, perempuan itu kembali tersenyum. Jenis senyuman yang membuat Difa ingin sekali mencakar wajah perempuan di depannya ini.

"Jadi, Difa. Siap-siap untuk kejutannya."

Viona kembali tersenyum, tapi kali ini senyum itu lebih seperti senyum mengejek. Viona berdiri dan beranjak pergi dari tempatnya.

"Lo cuman iri, Vin."

Ucapan Difa membuat Viona berhenti melangkah. Perempuan itu menolehkan kepalanya menghadap sumber suara yang berhasil menginterupsi langkahnya.

"Iri? Buat apa gue iri sama cewek kaya lo. Gue lebih dari lo."

"Ucapan lo tadi, semuanya. Membuktikan kalau lo emang iri sama hidup gue, Vin. Gue nggak tahu harus ngomong apa. Tapi, jangan iri berlebihan dengan seseorang. Karena gue yakin ada sesuatu di dalam diri lo yang bisa lo banggain."

"Lo nasihatin gue? Udah gue bilang gue nggak iri sama lo."

"Ucapan dan sanggahan lo ini jadi bukti kalau lo iri sama gue."

"Gue udah bilang gue nggak iri sama lo, jalang!"

"Lo bilang, lo bosan lihat gue senang. Lo nggak suka lihat gue disukai banyak orang. Lo nggak suka—"

"Gue bilang diam brengsek! Gue nggak iri sama lo. Nggak ada rasa iri sama sekali di hati gue. Gue cuman nggak suka lihat lo."

AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang