13. Ancaman

24 6 26
                                    

Kok lu bisa ganteng banget sih, Rel? Heran gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kok lu bisa ganteng banget sih, Rel? Heran gue. Mak lu dulu ngidam apa dah😭

Jangan lupa baca author note ya. Selamat membaca🍉

___________

"AAAAKKHHH!"

Teriakan itu begitu nyaring sampai satu rumah pun mendengar teriakan itu. Mbak Nadia yang memang akan menuju kamar Difa segera mempercepat langkahnya.

Sedangkan Farel yang masih tertahan di ambang pintu menekuk wajahnya. Sepertinya ia tertangkap saat ini. Farel pun membalikkan tubuhnya.

Dan benar saja, kini gadis itu menatap ke arahnya dengan bola mata yang membelalak. Mbak Nadia yang tadi sempat mempercepat langkahnya sudah sampai di tempat.

"Ada apa, non?" tanya Mbak Nadia khawatir.

"Dia." Difa menunjuk Farel. "Dia masuk kamar aku."

Farel gelagapan tapi secepatnya ia mencari alibi. "Sembarangan lo. Mana buktinya gue masuk kamar lo?"

Difa diam, sebenarnya tidak ada bukti bahwa lelaki itu baru saja masuk kamarnya. Difa hanya tak sengaja melihat Farel seperti mengendap-endap akan keluar.

"Terus kenapa lo di depan kamar gue?"

"Gue di depan kamar lo karena cuman pengen lihat lo doang. Karena waktu gue pulang tadi lo nggak ada di rumah." Alibi Farel.

"Kenapa lo peduli sama gue?" tanya Difa.

"Gue nggak peduli. Gue cuman memastikan cewek gila yang selalu adu bacot sama gue masih hidup. Takutnya kalo lo nggak ada gue nggak ada temen berantem."

"Dasar cowok nggak jelas."

"Udah lah, gue ke kamar dulu. Mbak Nadia silakan kalau mau bicara sama dia." Farel mempersilakan Mbak Nadia yang sedari tadi menonton pertengkaran mereka.

"Iya tuan." Mbak Nadia sedikit membungkuk dan Farel pergi menuju kamarnya.

"Ada apa, Mbak?"

"Ini non." Mbak Nadia mendekati Difa. "Tadi ada surat buat nona. Nggak tahu dari siapa." Mbak Nadia menyerahkan amplop coklat.

"Makasih ya, Mbak."

"Iya non. Kalau begitu saya permisi dulu."

Diam-diam Farel mendengarkan semua percakapan antara Mbak Nadia dan Difa. Farel sedikit mengernyitkan alisnya ketika mendengar bahwa Difa mendapat sebuah surat dari orang yang tak diketahui.

AQUARIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang