Farel si anak senja:v jadi kemarin Farel ngajak aku ke pantai gitu, lagi gak mau ketemu Difa katanya. Takut berantem lagi kan ya. Sekalian katanya mau quality time bareng aku😂 Haha halu😂😂
Selamat membaca🍬
_________
Tiga hari sudah berlalu sejak kejadian perjodohan paksa itu. Semenjak itu juga setiap kali Farel bertemu Difa, lelaki itu akan memberikan tatapan tajam pada gadis itu. Difa yang tidak tahu maksud tatapan tajam itu kembali menatap tajam lelaki itu.
Terkadang mereka masih melakukan adat istiadat kebiasaan mereka. Ya, beradu mulut. Entah kenapa itu sudah menjadi satu hal yang wajib mereka lakukan setiap kali bertemu. Semenjak perjodohan itu Farel semakin mendebat Difa.
Dan hari ini adalah hari dimana mereka akan tinggal bersama. Hari ini adalah hari Sabtu. Mereka dijadwalkan pindah hari ini. Kini Difa sudah menarik kopernya keluar kamar dan membawanya turun ke bawah.
Sebenarnya dua hari semenjak perjodohan itu Alan menunjukkan sifat anehnya. Adik laki-laki Difa itu sering sekali bermanja padanya. Beberapa kali juga Alan berkata bahwa Difa akan pergi.
Seperti sekarang ini. Ketika Difa sudah sampai di lantai bawah dan terlebih dahulu ia duduk di sofa ruang tengah adiknya menghampirinya. Alan tidak duduk di samping gadis itu melainkan di pangkuannya.
"Tuh kan bener Kakak bakal pergi." rengek sang adik.
"Kakak nggak pergi lama kok. Kalo sabtu sama minggu kakak pasti kesini. Janji deh."
"Sama aja. Senin sampe jumat kakak nggak ada di rumah."
"Ya udah, jumat sore kakak pulang kesini sekalian nginep sampai hari minggu pagi. Boleh kan?"
"Terserah kakak deh."
Alan beranjak dari pangkuan Difa dan berjalan entah kemana adiknya itu. Melihat sikap Alan yang manja ini muncul membuat Difa menggelengkan kepalanya beberapa kali dan tersenyum tipis.
"Adik kamu kenapa?" tanya sang Mama yang sudah berada di samping Difa.
"Nggak tahu, ngambek kayanya."
"Kamu apain?!" tanya sang Mama dengan nada sedikit meninggi.
"Aku nggak ngelakuin apa-apa, Ma. Mungkin karena aku mau pergi."
"Oalah ternyata. Udah beres kan kamu?"
"Udah, Ma."
"Kalo gitu Mama panggil Papa dulu."
"Buat apa?" tanya Difa heran.
"Biar kamu bisa pamitan sama Papa." Difa membulatkan mulutnya. "Bentar ya."
Difa melihat punggung Mamanya yang menjauh menaiki anak tangga. Kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia melihat keseluruhan ruang tengah di rumah ini. Difa yakin, dia pasti akan merindukan suasana di rumah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS
Teen Fiction#ZodiacSeries-4 [HALO READERS! KASIH VOTE SAMA KOMENNYA, DONG...] Farel merasa dirinya diberkahi anugerah dari Tuhan karena wajahnya yang tampan dan otaknya yang pintar. Setiap perempuan pasti akan bertekuk lutut jika sudah dihadapkan oleh seorang F...