19. Past

272 85 0
                                    

Melihat kembali ke masa lalu ternyata mirip dengan menonton di bioskop

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat kembali ke masa lalu ternyata mirip dengan menonton di bioskop. Bedanya, Celestia tidak menyediakan popcorn maupun kursi yang empuk.

Akhirnya aku memutuskan untuk menyelidiki masa lalu. Aku teringat perjuangan Arkyn hanya untuk membawaku ke sini. Setidaknya, sebelum aku kembali, aku bisa memberikan yang dia butuhkan.

Satu lambaian tangan dari Celestia memunculkan sebuah layar lebar yang mengambang di depanku. Di sana, sang pemeran utama--yang berwajah sepertiku--tampak mondar-mandir di kamarnya. Gesturnya panik.

Dia menempati kamar yang sama dengan yang kuhuni selama di Ragnark. Kami benar-benar mirip. Namun, Valda tampak lebih anggun dengan rambut hitam sepunggung dan gaun yang dikenakannya tanpa canggung. Posturnya lebih mungil dan ramping. Kutaksir usianya masih sekitar 15 atau 16 tahun. 

Valda akhirnya berhenti hilir mudik dan meraih jubah hitam di sudut kamar. Setelah mengenakannya, dia membuka jendela kamar dan melompatinya. Langit tidak terlalu gelap. Sudah subuh, sepertinya. Valda berlari menempuh jalur yang kulalui beberapa saat lalu. Menyusuri taman daffodil, melewati gazebo, dan sampai di deretan pepohonan. Dia berhenti persis di bawah pohon tempatku dan Celestia berada.

Di situ ada seorang pemuda yang tengah memanah. Valda mengendap-endap di belakangnya.

"Pagi!"

Satu panah meleset jauh dari papan sasaran.

Pemuda itu berbalik dan aku langsung mengenalinya. Arkyn versi muda. Mungkin cuma lebih tua dua tahun dari Valda.

"Jangan mengagetkanku!" Arkyn menurunkan busurnya. "Apa yang kau lakukan di sini? Melompati jendela lagi? Sudah kubilang itu bahaya!"

Ternyata Arkyn muda sangatlah cerewet.

Valda tertunduk dan ekspresi Arkyn melunak. "Ada yang mau kutanyakan."

"Apa?"

"Kau ... akan bertunangan dengan nona Eliza?"

Butuh waktu cukup lama bagi Arkyn untuk mengangguk.

Valda menggigit bibir bawahnya. Bahkan kebiasaannya ketika gugup persis sama denganku.

"Sebelum itu ... ada hal penting yang mau kukatakan."

Rasanya ada lonceng yang berdentang keras di kepalaku.

Sepertinya aku ingat ke mana semua ini akan mengarah.

[End] Turning Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang