14. Her

292 89 3
                                    

Ternyata di dunia mana pun, di dimensi apa pun, semua laki-laki sama saja!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata di dunia mana pun, di dimensi apa pun, semua laki-laki sama saja!

Aku mendelik sebal pada Arkyn yang terang-terangan menghindari mataku.

Sudah jelas punya istri, tapi bisa-bisanya dia memelukku di hutan waktu itu!

Eh, tapi … itu kan karena dia mengira "aku" adalah sepupunya ....

Kali ini ingin rasanya aku membenamkan kepala ke mangkok sup yang ada di atas meja. Sepertinya aku terlanjur berpikir terlalu jauh dan berakhir salah paham sendiri.

Sekarang bisa dipastikan kalau Arkyn tidak melihat Valda dalam artian romantis. Hanya sepupu. Itu saja. Lagipula, bagaimana mungkin dia bisa melirik gadis lain jika ada seseorang seperti Eliza di sampingnya?

Sang ratu Ragnark benar-benar berkilau. Bahkan aku--sebagai sesama perempuan--pun mengakui. Aku merasa bagaikan itik buruk rupa berada di dekatnya. Perpaduan rambut pirang panjang, iris zamrud, dan kulit putih yang dimilikinya membuat penampilanku--rambut hitam sebahu dan mata berwarna senada--jadi terkesan monoton dan membosankan.

Dilihat dari sisi mana pun, Eliza dan Arkyn adalah pasangan yang serasi.

Apa Valda tidak merasa minder memiliki sahabat secantik ini?

"Aduh, maaf!" Aku merasa tidak enak pada Eliza. Dia sedang melihat suaminya makan siang berdua saja dengan perempuan lain. Semoga dia tidak salah paham. "Aku tidak tahu."

"Tidak apa-apa." Eliza menutup mulutnya dan tertawa kecil. "Aku paham. Bagaimana pun Valda adalah adik yang berharga bagi Yang Mulia."

Tapi secara biologis aku ini bukan lagi adik sepupunya yang dulu, loh.

Ingin rasanya aku mengutarakan itu terang-terangan, tapi kuurungkan karena tidak mau merusak suasana.

"Kalau begitu, mau bergabung?" Aku menawarkan atas dasar rasa sungkan. "Makin ramai, makin seru, kan?"

Kulihat Eliza tengah melirik ke arah Arkyn. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi setelah itu dia langsung menggeleng.

"Aku ada pertemuan penting setelah ini.  Mungkin lain kali," tolaknya halus. "Silakan nikmati reuni kalian. Lalu Fiona," Dia kembali meraih tanganku. "kau boleh menemuiku jika butuh sesuatu. Aku pasti akan membantu sebisaku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] Turning Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang