12. Connection

301 90 2
                                    

Aku dituntun ke gazebo yang ada di tengah hamparan daffodil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dituntun ke gazebo yang ada di tengah hamparan daffodil. Di sana terdapat sebuah meja panjang dan di atasnya sudah ada beraneka hidangan yang jumlahnya terlalu banyak untuk dua orang. 

Arkyn menarik sebuah kursi dan mempersilakanku untuk duduk. Rasanya canggung. Perlakuan seperti ini hanya pernah kulihat di film-film.

"Anggap ini pesta perayaan kembalinya kau ke sini," tukas Arkyn begitu menempati kursi satunya.

Aku tertawa. "Tapi ini penculikan." Lagipula mana ada perayaan sesepi ini.

"Oh, ya? Aku tidak menganggapnya begitu." Arkyn mengangkat sebuah gelas kaca yang setengah bagiannya terisi cairan merah tua. "Bersulang."

"Ini apa?" Aku memandangi gelas milikku waspada. "Tolong bilang ini jus buah naga."

"Ada apa denganmu dan buah naga?" sindir Arkyn. "Ini anggur merah. Tanpa alkohol. Aman."

Aku mengembuskan napas lega dan meraih gelas tersebut. "Sebenarnya aku penasaran tentang sesuatu." Tidak, ini bukan soal pentagram. Aku sudah tidak mau tahu lagi tentang itu. 

"Katakan." Arkyn minum seteguk dan kembali fokus padaku.

"Valda itu siapamu?"

Dia terdiam cukup lama. "Sepupu. Ayahku kakaknya ibumu."

Padahal aku menantikan jawaban yang lebih fantastis. "Cuma itu?" 

Arkyn mengangguk.

Aku menyeringai. "Bohong." 

Arkyn mungkin tidak sadar, tapi perasaannya selalu terpampang gamblang tiap kali matanya menatapku. Perlakuannya, cara bicaranya, semua terasa berbeda. Aku jadi merasa bersalah pada Valda karena merebut semua perhatian ini.

"Apa taman ini membuatmu tidak nyaman?" 

Sepertinya Arkyn mencoba mengalihkan topik. 

"Tidak." Aku memindai sekeliling. "Kenapa? Valda punya kenangan tertentu di sini?"

Ekspresinya berubah suram. "Taman ini--"

"Valda!" 

Seseorang memasuki gazebo dengan tergopoh-gopoh, menyela pesta perayaan kecil-kecilan kami. Dengan kedua tangan menyingsing roknya yang lebar, dia mendekatiku. Matanya berkaca-kaca.

"... siapa?" Aku gelagapan. Siapa perempuan berambut pirang ini? Di ujung meja, Arkyn tampak sama kagetnya.

"Ini seperti mimpi!"

Sekarang dia memelukku sambil terisak.

"Selamat datang kembali, Val!"

"Selamat datang kembali, Val!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[End] Turning Back to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang