Pada sore September yang lembab dan berat ini Shen Wei berusaha bersikap tenang dan dewasa. Dia berusia dua puluh tujuh tahun pada musim panas kemarin, sering terbangun dalam kegelapan dengan rasa sepi dan bingung karena belum memiliki target khusus dalam hidupnya sendiri, selain mengurusi bisnis kafenya yang hebat.
Shen Wei membalas ucapan si tamu tampan dengan senyuman seiring rasa kram di perutnya. Dia menurunkan bahu, menekan siku pada meja, menggigit bibirnya untuk menahan gugup serta canggung. Di seberang meja, sejauh yang bisa diatur, Zhao Yunlan si tamu yang menarik perhatian Shen Wei, tersenyum miring dan kembali meneguk kopinya.
"Americano?" Shen Wei bergumam.
"Kopi yang kuat untuk jiwa yang kuat." Zhao Yunlan tersenyum lagi, lebih lebar, lantas mengerling licik.
"Setidaknya itu memberikan keberanian pada seseorang untuk maju dan bertindak," lanjutnya datar, tidak memikirkan apa reaksi Shen Wei juga tidak khawatir atas hal itu.
"Ah, kau membuatku malu. Aku terlihat seperti pria nakal." Shen Wei tersipu, memusatkan pandangan pada minuman dalam cangkir.
"Tidak usah terlalu serius. Jadi, kau ingin berkenalan?"
Shen Wei mengangkat bahu. "Aku sudah tahu namamu. Ms. Wang mengatakan kau pelanggan di pattiserrie ini."
"Rupanya kalian bergosip." Zhao Yunlan terkekeh lagi, alisnya terangkat dan mata kecilnya cemerlang sesaat. Penuh kesan tidak percaya.
Shen Wei menggosok hidung, memikirkan eclair dan cake yang ingin dia pesan untuk saat ini agar pertemuan berlangsung lebih lama, atau ia akan menyesal.
Sekali lagi ia mengangkat wajah, menatap Zhao Yunlan dalam kilasan-kilasan ekspresi yang sepintas berubah-ubah, antara manis, geli, dan curiga. Sesaat Shen Wei merasa salah melakukan ini. Dia mengabaikan tujuan utama untuk sementara, malah berpikir terlalu dini terhadap pemuda di depannya. Jika ia salah tentang Yunlan, atau tentang rasa ketertarikannya sendiri. Biarkan saja.
Tidak bisakah seseorang salah, bahkan sekali?
Dia mencoba menawarkan suasana dengan bertanya untuk pesanan lain pada seorang pelayan. Shen Wei mengatakan menu yang dia inginkan.
Dia mendengar beberapa anak muda saling berkomentar membahas beberapa foto panas di media sosial. Shen Wei melirik anak-anak muda yang melingkari satu meja di sudut. Dia bahkan tidak menyadari kedatangan mereka.
"Bukan bergosip," Shen Wei meralat.
"Kami sedang membicarakan salah seorang pelayan di sini yang sudah beberapa hari menghilang."
"Woah ..." Rasa terkejut di mata Zhao Yunlan terlihat jujur.
"Lalu kau turun tangan? Apa dia memiliki hubungan khusus denganmu?"
Shen Wei menggeleng, pangkal alisnya bertaut ganas.
"Dia—yah, hanya seorang kenalan. Kau sering berkunjung kemari, bukan? Seharusnya kau bisa mengenali pelayan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
FanfictionCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...