Angin semilir menyapu kaca jendela, melahirkan bunyi gemeretak samar ketika Shen Wei duduk sendirian di ruang tengah rumahnya. Dia menangkap satu bayangan di luar jendela. Pemuda itu menghela nafas, awalnya mengira itu hanya pergerakan pohon di halaman. Tetapi tidak menutup kemungkinan ada arwah yang datang dengan maksud tertentu. Shen Wei memilih yang pertama tetapi kenyataannya itu adalah yang kedua. Arwah Rosy datang lagi. Dia melihat wajah pucat gadis itu di jendela.
“Kenapa kau datang lagi?” ia bergumam, sedikit terkejut, juga kesal.
Rosy tidak bereaksi. Tatapannya kosong, membuat Shen Wei lumayan merinding.
“Aku sudah berkunjung ke patisserie di mana kau menangis malam itu,” ujar Shen Wei lagi.Rosy masih terdiam, Shen Wei menghela nafas sekali lagi dan kembali berkata dengan nada putus asa. “Kemarilah ...”
Sosok gadis itu menghilang sekilas dan tiba-tiba sudah duduk di sofa seberang meja. Tak urung Shen Wei terperanjat, tenggorokannya mengeluarkan suara tercekik.
“Jangan menakutiku!” ia menggerutu.
“Aku ingin bertemu dengannya.” Suara Rosy sangat pelan dan jauh, seperti dari seberang padang pasir.
“Sebenarnya siapa yang kau maksud?” tanya Shen Wei, duduknya menegang.
“Dia—pemuda itu, dia sangat tampan, aku menyukainya.”
“Kau tahu siapa namanya?”
Rosy menggeleng.
“Kau ingat ciri-cirinya?”
Gelengan lagi, masih dengan tampilan ekspresi kosong.
“Astaga ...” Shen Wei mendesah bingung. “Apa aku harus bertanya pada setiap pemuda tampan?”
Keduanya disekap keheningan untuk beberapa lama. Wajah Rosy nampak murung dan semakin pucat kebiruan. Sejauh pengetahuan Shen Wei, roh gentayangan hanya akan bertahan selama seratus hari di dunia manusia. Mereka perlahan-lahan akan kehilangan kekuatan, semakin sirna dan akhirnya lenyap tanpa bekas, tidak jarang di antaranya masih meninggalkan urusan yang tak terselesaikan.
Shen Wei tidak pernah mengkhususkan dirinya untuk menjadi seorang pahlawan bagi roh-roh penasaran. Tetapi untuk Rosy, gadis itu datang padanya dengan wajah memelas dan memohon untuk dipertemukan dengan seseorang. Dia merasa kasihan, dan meskipun agak merepotkan, dia berniat meneruskan pencariannya.
Shen Wei diam-diam penasaran, siapakah pemuda tampan itu bagi Rosy. Apakah kekasihnya ataukah anggota keluarganya. Tetapi, kenapa Rosy tidak mengingat namanya. Shen Wei pernah mendengar bahwa kadangkala satu arwah gentayangan bisa jadi tersesat dan kebingungan, mereka terkadang melupakan beberapa bagian penting berkaitan dengan kehidupannya selama menjadi manusia.
Mungkin dia harus membawa foto Rosy dan menunjukkannya pada beberapa orang. Tak mungkin baginya mengambil foto arwah, kamera ponsel paling canggih pun mungkin tak bisa menangkap wujudnya. Jadi, dia harus kembali ke patisserie itu dan meminta foto Rosy pada Ms. Wang Zheng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
Fiksi PenggemarCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...