Sepanjang pagi hingga siang, matahari nampak ragu menunjukkan teriknya. Cuaca menjadi lembab dan sejuk. Twilight Coffee cukup ramai siang ini, tetapi Shen Wei tidak berada di sana untuk menyaksikan bisnisnya berjalan baik. Dia mengunjungi Pattisseri Nona Wang Zheng untuk mengucapkan begitu banyak kata penghiburan dan belasungkawa terkait penemuan terakhir yang berhasil diungkap polisi.
“Aku sangat terkejut sekaligus sedih,” gumam Nona Wang. Berkali-kali dia menghapus matanya yang berkaca-kaca dengan sehelai tissue.
“Rosy pegawai yang baik. Semua rekannya bersedih untuknya. Kami merencanakan satu upacara terakhir di rumahku. Anak malang itu tidak memiliki keluarga.”
“Itu niat yang mulia. Aku setuju.” Shen Wei memasang wajah prihatin yang tulus. Dia melihat bagaimana wanita itu berusaha tetap tenang setelah berita kematian Rosy terungkap ke publik.
“Aku cukup terkejut mendengar bahwa kau dan Tuan Zhao Yunlan berperan menangkap si pelakunya tabrak lari,” ujar Nona Wang lagi setelah terdiam lama.
“Hanya proses yang berlangsung begitu saja. Aku menemani Zhao Yunlan dalam tugasnya meliput berita. Tiba-tiba saja, pengendara itu mulai melantur.”
Shen Wei mencoba semampunya untuk menutupi bagaimana cara dia terlibat atau dari mana dugaan akan tabrak lari itu muncul. Sejujurnya dia tidak ingin orang-orang tahu bahwa dia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arah orang mati. Shen takut orang akan salah paham padanya kemudian berbondong-bondong mendatanginya untuk berkonsultasi hanya karena ia dianggap seperti dukun. Zhao Yunlan akan menertawakan dirinya sepanjang waktu.
“Yah, kebenaran akan selalu terungkap,” gumam Nona Wang. Merenung.
Shen Wei mengangguk setuju. “Akan selalu ada cara untuk mengungkapnya. Mungkin akan lambat, tetapi pasti terjadi.”
“Ngomong-ngomong, bagaimana nasib pelakunya sekarang?” tanya Nona Wang.
“Polisi menangkapnya dengan dakwaan tabrak lari, merusak TKP dan menyembunyikan jasad Rosy.”
Shen Wei menunduk dengan ekspresi pahit. Rasanya sangat memilukan ketika ia mendengar pengakuan si pelakunya bahwa dia menabrak Rosy hingga sekarat, lantas bersembunyi saat Zhao Yunlan tiba di sana tanpa membantu gadis malang itu. Setelah Yunlan kabur dari lokasi, si pelakunya kembali ke TKP untuk mengamankan jasad Rosy di bawah semak belukar.
Rasa kemanusiaan telah sekarat, batin Shen Wei miris.
Manusia bertindak tanpa hati nurani. Bahkan tanpa ia bisa bicara dengan arwah yang mati penasaran pun, Shen Wei bisa membayangkan seberapa besar dendam dan sakit hati yang ditanggung jiwa seseorang.
“Aku lega pemuda jahat itu mendapatkan hukuman setimpal.” Nona Wang menghembuskan nafas panjang.
Shen Wei berada di sana selama lima menit lagi sebelum akhirnya dia pamit untuk kembali ke Twilight Coffee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
FanfictionCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...