Filosofi Shen Wei cukup sederhana. Satu hari di mana tidak ada arwah yang mengusik dan mengajaknya berkomunikasi adalah hari yang baik untuknya. Sayangnya, semenjak terlibat dengan Rosy, dia tidak memiliki hari baik akhir-akhir ini. Terlepas dari perkembangan hubungannya dengan pemuda setampan Zhao Yunlan. Biasanya dia tidak ingin banyak berkomunikasi dengan arwah. Mengatasi masalah hidupnya sendiri sudah melelahkan, apalagi harus ditambah pula membantu masalah arwah.
Tapi malam ini, dia melakukan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan sejak lama. Dia ingin menemui arwah, berkomunikasi dengannya, menggali ingatan terakhir di penghujung hidupnya.
Memanggil kehadirannya tidak mudah, memancing ingatannya lebih tidak mudah lagi. Tindakan yang akan dia lakukan kali ini mungkin sedikit berbeda, dan berbahaya.
Waktu menjelang tengah malam sewaktu Shen Wei meninggalkan Zhao Yunlan yang terlelap di kamarnya. Dia keluar, menyebrangi halaman di mana daun-daun kering beterbangan pada malam hari yang dingin dan berangin. Shen Wei menyelinap ke dalam mobilnya, menyalakan mesin dan berharap Zhao Yunlan tidak terbangun sebelum dirinya kembali pulang.
Tempat yang pernah menjadi lokasi satu peristiwa traumatis, tempat yang sangat ingin dihindari oleh sebagian orang karena bisa saja membangkitkan kenangan yang menyakitkan, ke sanalah Shen Wei menuju sekarang. Malam gelap pekat dan suasana di jalan itu sunyi. Dia menghentikan mobilnya di tepi jalan, dalam bayang-bayang gelap.
Sepanjang yang dia tahu, arwah yang tidak tenang pada akhirnya akan melemah juga seiring waktu. Setelah itu mereka menghilang begitu saja. Orang-orang mengatakan selamat tinggal dan berharap mereka akan bahagia di surga. Shen Wei bertanya-tanya apakah Rosy masih ingin menunjukkan diri untuk terakhir kali padanya. Bagaimanapun, keinginannya untuk menemui dan memeluk Zhao Yunlan sudah terpenuhi.
Shen Wei keluar dari mobil, berjalan waspada di jalanan sunyi. Angin dingin berhembus sepanjang waktu. Tidak menyerbu kencang tapi juga tidak berhenti. Dia belum pernah merasakan angin sedingin ini. Membuatnya menggigil dengan cara yang aneh.
Selang beberapa menit, satu kendaraan melesat lewat. Cahaya terang dari lampunya memantul di permukaan kacamata Shen Wei, membuatnya silau. Kemudian sunyi lagi. Desau angin di barisan pepohonan menciptakan siulan yang unik, dan sayup derik jangkrik menghiasi senandung malam yang sudah ada. Ini suasana yang sangat cocok untuk memanggil arwah. Walaupun Shen Wei tidak yakin apakah trik basinya akan berhasil.
"Rosy!" dia berseru di tengah keheningan malam.
"Rosy, aku ingin menemuimu!"
Liukan ranting dan dedaunan semakin gelisah. Jubah Shen Wei menggelepar akibat tiupan angin yang semakin dingin dan kencang. Shen Wei yakin banyak entitas asing di sekitarnya merasakan betapa temperatur tiba-tiba menjadi turun dengan cepat.
"Rosy, tunjukkan dirimu. Aku ingin kau melihat sesuatu." Memutar pandang ke sekelilingnya, Shen Wei mendapati pepohonan membisu dan jalanan lurus membentang di bawah cahaya lampu temaram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
Fiksi PenggemarCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...