Dia seharusnya tidak paranoid begini. Tidak ada roh yang menyerang atau menjemputnya. Gadis berwajah sendu itu tidak masuk untuk menangkapnya. Shen Wei baik-baik saja. Dia aman.
"Shen Wei," tegur Yunlan. Menggerakan telapak tangan di depan wajah Shen Wei yang masih terpaku.
"Ada apa?" ia memutar leher ke belakang, ke arah pintu kaca di mana Shen Wei tadi sempat menatap.
Shen Wei terkesiap lagi. Sebelum dia bisa meyakinkan dirinya sendiri, dia meraih cangkir dan bergegas sedikit tenang sebelum mimpi buruk dimulai.
"Ti-dak apa-apa." Dia melirik ke balik dinding kaca sekali lagi. Rosy masih di sana, kemudian mulai bergerak perlahan menuju pintu.
"Tidak, jangan sekarang," Shen Wei menggumam pada diri sendiri.
"Apa yang tidak boleh sekarang?" Zhao Yunlan terheran-heran.
"Maksudmu wawancaraku dengan paranormal?"Ufh, astaga. Yunlan salah paham. Siapa pun pasti akan salah paham. Shen Wei bingung sejak kapan ia begitu tidak tenang menghadapi arwah. Apakah karena ada Yunlan di dekatnya?
Dalam hati Shen Wei menolak gagasan itu, terutama karena ia tahu di lubuk hatinya yang paling dalam bahwa Zhao Yunlan mungkin tidak menganggap dirinya penting. Ini baru hari kedua perkenalan mereka, dan Shen Wei tidak ingin pemuda itu tahu bahwa dirinya bisa berkomunikasi dengan roh. Zhao Yunlan seorang wartawan. Dia mungkin tertarik pada segala jenis hal selain paranormal. Dia hanya membutuhkan sedikit motivasi dalam bekerja.
"Tidak ada yang penting." Shen Wei merendahkan suaranya sambil tersenyum.
Dengan sudut matanya Shen Wei bisa melihat Rosy kini duduk di dekat mereka. Nafasnya mulai tersendat, beberapa kali ia mengedipkan mata sebagai isyarat pada Rosy, tetapi gadis itu tidak melihatnya, atau mungkin berpura-pura tidak melihatnya.
"Kau terlihat gugup." Zhao Yunlan meletakkan dagu di telapak tangan. Terkekeh ringan tanpa mengetahui bahwa sosok arwah gadis tengah duduk di sampingnya.
Susah payah Shen Wei bersikap wajar-wajar saja. Dia tidak ingin Yunlan menganggapnya gila pada kunjungan pertama ke restoran miliknya.
"Se-baiknya kau segera menyelesaikan sarapanmu," ujar Shen Wei, masih kehilangan fokus. Senyumnya terlihat kaku dan canggung, seakan ia menyembunyikan sesuatu.
"Yah, aku tahu seharusnya kau sibuk pada jam sekarang. Sebentar lagi kafe akan memulai jam operasional." Yunlan melirik jam tangan, lantas memotong sisa french toast, menyuapkan potongan terakhir ke mulutnya.
"Lagipula aku memang harus pergi. Madam Z pasti sudah diberitahu tentang wawancaraku."
"Madam Z?"
Zhao Yunlan mengangguk. "Ya, paranormal itu dikenal dengan sebutan madam Z. Usia empat puluh lima. Bergaya ala wanita gipsy gila. Entah dia memang seorang gipsy atau bukan, hanya langit yang tahu." Zhao Yunlan terkekeh dengan mulut penuh. Dia kini menatap Shen Wei dengan intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
FanfictionCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...