Cup 09

132 20 1
                                    

Beberapa hari berlalu sejak peristiwa Yunlan jatuh demam di rumah Shen Wei malam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari berlalu sejak peristiwa Yunlan jatuh demam di rumah Shen Wei malam itu. Tidak ada lagi kabar dari pemuda itu setelahnya dan tidak juga kunjungan di kedai kopi. Sejujurnya, tidak ada hal istimewa yang terjadi dalam hari-hari Shen Wei dan itu membuatnya merasa bersalah dan menyesal. Seharusnya dia tidak bicara dengan gaya mendesak seperti itu pada Zhao Yunlan. Dia pasti merasa kesal dan tidak nyaman.

Bahkan arwah pun tidak ada yang mendatanginya. Shen Wei duduk merengut di salah satu kursi tamu di kedai kopinya, memutar-mutar ponsel di antara jemari. Tidak ada yang menghubunginya juga. Manusia dan juga roh sama-sama kompak mejauhi dirinya. Fuhh, ia merasakan kesepian yang aneh.

"Mr. Shen." Sang Zan menghampirinya.

"Eh, ya?" Shen Wei terlonjak.

"Aku membutuhkan tanda tanganmu di sini." Pegawainya itu meletakkan beberapa lembar berkas estimasi pemesanan bahan makanan mentah.

Shen Wei meliriknya sekilas. Tangannya segera meletakkan ponsel di meja dan meraih pena untuk membubuhkan beberapa tanda tangan.

"Selesai." Dia mendorong berkas itu.

"Terima kasih. Ngomong-ngomong, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Sang Zan, berbasa-basi sebagai bentuk perhatian.

"Ya, tentu." Shen Wei mendongak padanya, tersenyum canggung.
"Apa aku terlihat aneh?"

Sang Zan menggeleng sambil tertawa kecil. "Hanya lebih sering melamun. Jangan khawatir, bisnis bagus minggu ini."

Shen Wei balas tertawa. "Yah, aku tahu. Kalian bekerja dengan baik. Aku sama sekali tidak khawatir."

"Baiklah. Aku sibuk dulu." Sang Zan mengambil berkas di meja dan mundur dari hadapan Shen Wei.

Shen Wei kembali menatap kosong ke luar kaca jendela. Cuaca hari ini terlalu indah untuk dilalui seorang diri, dan menyaksikan beberapa pasang muda mudi yang melangkah masuk ke dalam kedai kopi, Shen Wei mulai memikirkan bayangan awan di taman kota maupun angin semilir musim gugur di tepi danau, di mana ia mungkin bisa melaluinya bersama seseorang.

Untuk bagian romansa pribadinya yang malang, langit biru dan sinar matahari yang memudar membuat Shen Wei seolah kehilangan kesehatan, semangat, dan jika kebenaran harus dikatakan, ada kerinduan yang putus asa akan datangnya kejutan baru dalam hidupnya. Tidak ingin berlarut-larut dalam perasaan sepi yang buruk, Shen Wei akhirnya memesan secangkir moccacinno panas pada seorang staff-nya.

Siang yang tenang masih bergetar di langit kota dan awan putih masih berdenyar di balik pucuk pepohonan di seberang jalan. Dan pemandangan indah itu telah tenggelam dalam kejenuhan di sela kesibukan Shen Wei menyingkirkan uap panas kopinya yang mengepul-ngepul. Dia tahu tidak akan ada terjadi hari ini, seperti kemarin, dan kemarinnya lagi.

Saat itu, ponselnya tiba-tiba berdering.

Zhao Yunlan menunggu jawabannya.

He-ehh??

Twilight Coffee (Guardian Fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang