Bayangan akan sarapan lezatnya dan bersantai ditemani secangkir kopi seketika lenyap bersamaan deru mobil yang ditumpangi Zhao Yunlan dan Shen Wei menuju lokasi kecelakaan yang diinformasikan rekan kerjanya barusan. Udara cukup sejuk pagi ini kala matahari belum menampakkan teriknya.
"Mengapa kau begitu yakin bahwa pengendara motor yang kecelakaan semalam adalah pelaku tabrak lari?" tanya Zhao Yunlan sambil sibuk mengemudi.
Ekspresi Shen Wei masih datar di sisinya walaupun tampak sedikit gugup.
"Firasatku mengatakan begitu?"
"Firasat? Oh ayolah, sayang. Kukira aku akan mendengar hal-hal yang lebih keren semisal kau bisa membaca masa lalu dan masa depan." Zhao Yunlan terkekeh serak, dan Shen Wei tahu bahwa pemuda itu hanya sedang mengalihkan pikiran yang mengganggunya.
"Kau juga cemas, bukan?" Shen Wei berpaling padanya sekilas sebelum kembali menatap jalan.
"Cemas tentang apa?"
"Bicara tentang tabrak lari Rosy, otomatis kau teringat kembali akan tindakanmu waktu itu."
Zhao Yunlan terdiam sementara Shen Wei dengan cepat menyesali perkataannya.
"Maafkan aku," ia berbisik, menyentuh tangan Yunlan di atas kemudi. Pemuda tampan itu meringis.
"Yah, bagaimanapun kau benar," sahutnya, kehilangan minat pembicaraan dengan cepat.Mereka tiba di lokasi sekitar pukul delapan tiga puluh. Zhao Yunlan menyibukkan diri dengan mengambil foto-foto di lokasi dan bicara dengan beberapa orang petugas patroli.
Shen Wei berdiri di tepi jalan, memindai situasi. Tidak ditemukannya sesuatu yang ganjil.
"Ini bukan berita besar. Kecelakaan tunggal terjadi hampir setiap hari di seluruh penjuru kota." Zhao Yunlan bergegas menghampiri Shen Wei sambil memeriksa ulang kameranya.
"Kau tidak menemukan fakta menarik apa pun?" tanya Shen Wei.
Zhao Yunlan mengangkat bahu, lantas meletakkan dua tangan di pinggang dengan gaya seorang boss besar.
"Rekanku itu hanya ingin membuatku sibuk. Kau lihat? Waktu berduaan kita jadi terganggu."
Shen Wei menelan liur, hanya menatapnya. Zhao Yunlan tahu dia diamati lantas mengembangkan senyuman paling manis yang menggetarkan.
"Jadi," ia berkata lagi pada Shen Wei, "mari kita lanjutkan acara minum kopi yang terganggu."
"Tunggu! Kau yakin tidak ada informasi penting yang disampaikan para petugas?" Shen Wei tahu bahwa sikapnya yang aneh bisa membuat Zhao Yunlan kesal. Tetapi dia cukup yakin akan sesuatu.
"Informasi apa maksudmu?" tanya Yunlan, terheran-heran.
"Apa saja." Shen Wei bingung bagaimana harus mengatakannya.
"Kukira tidak ada yang aneh. Mereka bilang motor melaju kencang, terseok-seok beberapa lama kemudian menabrak pembatas jalan. Mereka menyelidiki di rekaman CCTV. Oh ya, memang ada satu keganjilan. Petugas mengatakan bahwa pengemudi sepertinya cemas dan hilang kendali. Mungkin dia mabuk. Belum ada laporan dari pihak rumah sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
Fiksi PenggemarCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...