Sore itu juga, hanya beberapa jam setelah mengunjungi rumah madam Z, Shen Wei menghubungi ponsel Zhao Yunlan.
"Hai Shen Wei! Astaga, ini kejutan yang manis buatku. Aku sedang berpikir mengapa langit sore begitu cerah dan biru, nyatanya ada peristiwa langka yang terjadi."
Ocehan Zhao Yunlan langsung menyambutnya di sapaan pertama. Ada suara-suara percakapan di latar belakang sehingga Shen Wei yakin bahwa pemuda itu masih di kantornya."Yunlan," ujarnya, sesaat merasa kebingungan dari mana harus memulai.
"Suaramu terdengar malu dan ragu bahkan di telepon. Bisa kubayangkan wajah santun dan lembutmu yang menggemaskan."
Shen Wei mencoba untuk tidak terpengaruh.
"Kau masih sibuk?" tanyanya.
Zhao Yunlan terdiam sejenak. Mungkin sedang mencoba memikirkan jawaban yang tepat.
"Tidak sesibuk biasanya. Aku mungkin bisa keluar kantor lebih cepat. Ada apa? Kau mau menjemputku kemari?"
"Tidak."
Zhao Yunlan cemberut sambil sibuk membuka bungkus sebatang coklat dengan satu tangan yang leluasa.
"Lantas ada masalah apa? Atau kau hanya merindukan suaraku?" godanya, menyeringai.
Shen Wei menghela nafas sejenak, mengabaikan rasa canggung dan malu. Dia telah cukup terganggu dengan sikap Rosy yang terus mendatanginya. Setelah mendengar pendapat madam Z, ia merasa harus membicarakan sesuatu yang serius dengan Yunlan. Mungkin segalanya akan menjadi lebih mudah dan jelas sekarang.
"Aku perlu bicara denganmu. Ini masalah serius," ia mencoba mengatakannya dengan tenang.
"Tidak heran, Shen. Kau selalu serius. Baiklah, tentang apa ini?"
"Aku tidak bisa membicarakannya di telepon."
"Jadi seharusnya kita bertemu, ya?" Suara Zhao Yunlan diselimuti kemenangan dan rasa bangga yang membuat Shen Wei sekali lagi menghela nafas. Dia menjeda beberapa lama hingga Yunlan bicara lagi, "Kapan dan di mana kita akan bertemu?"
"Kau tentukan saja tempatnya."
"Ini di luar kebiasaan, Shen. Kau membuatku gugup. Beri aku satu petunjuk penting tentang apa masalahnya." Yunlan mulai menggigit tepi coklat, menjilati bibirnya yang terasa manis.
Shen Wei tidak pernah berlatih untuk membicarakan hal serius ini pada Yunlan dan ia nyaris tak percaya bahwa ia mengatakannya.
"Yunlan, ini tentang gadis pelayan di pattiseri yang bernama Rosy."Di seberang, Yunlan begitu terkejut hingga ia terdiam, bahkan gerakan menguyah coklat pun seketika terhenti. Rasa yang memenuhi mulutnya seketika berubah pahit. Ekspresinya yang mirip orang sakit gigi mengundang satu pertanyaan dari seorang rekan kerja yang duduk di seberang mejanya.
"Hai, Bung! Kau baik-baik saja?"
Yunlan mendadak menekan-nekan ujung ballpoin ke atas buku catatan kecil di mejanya, sikapnya tampak gelisah. Sementara Shen Wei menunggu. Sepasang kakinya bergoyang maju mundur dan menunggu Yunlan mengakhiri kebisuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Coffee (Guardian Fanfiction)
FanfictionCOFFEE SERIES BOOK 3 Apa yang akan kau lakukan jika kau tengah duduk menikmati secangkir kopi dan tiba-tiba melihat hantu? Dan bagaimana jika sesosok hantu yang hilang ingatan meminta bantuanmu? Ini adalah kisah seorang pemuda bernama Shen Wei, pem...