ATHESTOR

9 1 0
                                    

"Duh.."

"Eh, maaf yaa kak" Galih menggaruk tengkuknya, dibalas senyuman oleh kakak kelas yang memakai jaket hitam dengan bordir putih bertulis "Athena" di atasnya dan lambang Rajawali di punggung dan dadanya, sama seperti Galih.

"Modus lu" Idot menoyor kepala Galih yang tengah memandang Marisa dari belakang tubuhnya, atas dan ke bawah mata Galih bergerak, seakan meneliti setiap lekuk tubuh Marisa.

"Mentang-mentang tim inti Alastor, mau deketin anak inti Athena lu?" ucap Dion meledek Galih.

Galih hanya bisa mengusap wajahnya, wajar jika dirinya sebagai lelaki normal tergoda dengan gadis semanis kakak kelasnya itu. Ia tidak berharap lebih seperti Helen ataupun Radya yang menjadi wakil Athena, kakak kelasnya itu saja cukup. Sejak beberapa hari lalu ia mengenal Marisa sebagai kakak kelas sekaligus tim inti Athena, ia memang sudah kagum dengan sifat humoris dan kebaikan gadis itu.

"Galih, gue tau kalau mimpi itu adalah kunci untuk kita menyatukan dunia, tapi kalau mimpi itu melambung jauh terbang tinggi, ntar tenggelam dalam lautan emosi" Ucap Idot menggabungkan lagu laskar pelangi dari grup band Nidji dan lagu mimpi dari salah satu penyanyi Internasional, Anggun C. Sasmi.

"Sengklek otak lu" ucap Alex menepuk jidat Idot, disambung tawaan dari Hermes, Galih dan Dion, ditambah Hermes juga menarik hidung Idot "mes, sakit anjir"

"Jangan nganga, dot. Nafas lu baunya sama persis kayak yang sering ngambang kuning-kuning di sungai"

Hermes, Dion, Alex menertawakan kata-kata Galih. Terbahak-bahak hingga masing-masing memegang perutnya. Idot yang merasa ternistakan, bangkit dari duduknya.

DUAGH..

"Bangsat.."

"BUAAHHHHAAA" Hermes dan ketiga temannya tertawa lepas. Percayalah, selama ini hanya mereka orang yang bisa membuat Hermes tertawa selepas ini. Melepas semua bebannya. Benar kata orang, mencari teman yang sefrekuensi itu sulit, menobatkan seseorang sebagai sahabat itu sulit, tapi sekali ketemu, untuk melepas mereka pun akan menjadi hal yang sulit.

Idot mengusap kepalanya. Bodoh, bisa-bisanya ia lupa kalau sedang nongkrong dan makan di bawah tangga setelah dari kantin. Walau nyatanya yang membeli makan hanya Alex, tapi mereka itu solid, satu makan ya makan semua. Alhasil, makanan Alex menjadi makanan keroyokan bersama.

"Jahat ba.." seketika Hermes menarik kepala Idot. Ia memeluk Idot dengan menahan kepala Idot cukup keras.

Pranggg..

Terdengar suara pecahan kaca dari dekat mereka, pecahan yang berserakan hampir mengenai mereka. Salah satu kaca laboratorium SMA Rajawali pecah karena hujanan batu yang entah datang darimana. Kejadian itu keterlaluan.

Notifikasi ponsel seakan tak berhenti untuk berdering, ribuan pesan seakan tak sanggup lagi mengantri untuk masuk ke ponsel, saling sahut-sahutan.

"Dimulai dari mana?" Pesan Helen di grup Athena.

Grup Athena semakin ramai kala salah satu anggota menyampaikan bahwa ada penyerangan dari arah depan sekolah, anak geng motor tersebut tak enggan masuk namun tak enggan menghentikan aksinya.

"Gue ke depan" saat membaca pesan itu, Hermes dan beberapa anggota Alastor telah menuju ke arah parkiran. Setiap pasukan seakan datang dan siap menjadi tameng bagi SMA Rajawali, mental mereka telah terdidik untuk melawan apapun, senjata apapun, apalagi hanya batu.

Benar saja, parkiran telah sesak dengan jaket jeans dan motor gede, suasana yang tak lupa diwarnai dengan tampang sangar, senjata tajam bahkan sekarung batu yang mereka gunakan untuk menghujani SMA Rajawali. Derap langkah Alastor seakan tak gentar menghadapi apapun, namun terkejut saat bertatapan langsung dengan pasukan berseragam SMA Cenderawasih dan jaket bertuliskan "POSEIDERIOS" dan "Dooders" saling berbaur.

ATHESTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang