Malam sesudah hujan turun, tiba-tiba Ningning kepengen martabak manis yang biasa dia beli bareng Asahi. Sedari tadi cewek itu memandangi room chat nya dengan Asahi, berniat ingin meminta kepada sang pacar tapi masih ragu-ragu.
Ningning mengadukan kedua giginya hingga berbunyi, menimang-nimang. "Chat jangan ya.. Chat aja deh."
kak asa❤️😡
Kak asa, aku mau martabak manis.... :
:Tunggu ya cantik
Cewek itu menarik kedua pipinya membentuk senyum, Asahi itu memang selalu menuruti keinginan Ningning sejak mereka baru dekat. Tapi tetap saja dia masih sungkan untuk meminta.
Ningning terburu-buru turun ke bawah, menunggu Asahi. Bahkan Asahi bisa langsung akrab dengan Sang Papah dalam sekali pertemuan. Cewek itu memberhentikan langkahnya begitu melihat Kedua orangtuanya sedang bercengkrama diruang tamu.
"Kak Asa mau dateng Mah Pah." Kata begitu duduk.
Mamah tersenyum mendengarnya. "Wah anak laki-laki Mamah mau dateng. Yaudah sana, kamu tungguin di depan."
Ningning hormat lalu berlalu meninggalkan kedua orangtuanya, mereka selalu mempercayai Asahi dalam menjaga Ningning ketika berada di luar rumah. Dengan duduk di kursi depan sembari menyila tangannya di depan dada, lalu menyenderkan bahu sempitnya di badan kursi.
Netra kembarnya memandangi gelap langit, tiba-tiba benaknya kepikiran dimana Asahi dan dia memandangi langit malam di balkon kamar cowok itu beberapa minggu lalu dan dimana cowok keturunan Jepang itu dengan sengaja nya mengecup bibir kecil Ningning.
Kedua tangannya menutupi wajah ketika dirasa panas. Demi Tuhan Ningning kalo mengingat itu benar-benar malu.
"Kenapa nutup muka deh kamu Ning?."
Objek yang ditanya barusan mengangkat wajahnya dari telapak tangan, di sana ada Asahi yang membawa dua kresek yang Ningning tahu apa isinya, martabak yang Ningning mau.
Kepala Ningning menggeleng, lalu menunjuk kursi di samping menggunakan dagunya. "Duduk Kak."
Tangan Asahi menaruh bawaanya di kursi, lalu mengusap-usap kepala Ningning. "Mamah sama Papah mana?"
"Di dalem, lagi pacaran."
"Aku ketemu mereka dulu ya?"
"Kamu ganggu mereka pacaran, mending pacaran sama aku kak."
Asahi jongkok di depan Ningning sambil mengusap punggung tangan cewek itu. "Nanti, aku mau izin sama mereka buat bawa anaknya pergi nikmatin angin. Tapi kamu makan martabak nya dulu."
"Jangan lama-lama izinnya."
Kepala cowok itu mengangguk. Lalu beranjak masuk kedalam sembari membawa kotak berisi martabak manis dan telur untuk orangtua dari sang pacar, selama beberapa menit Asahi kembali lalu duduk di kursi kosong sebelah Ningning.
"Makan dulu martabak nya, tadi minta."
Ningning membuka tutup kotaknya, lalu mencium aroma manis dari martabak. Keju dan coklat, tanpa Ningning kasih tahu pun Asahi langsung paham apa yang Ningning mau rasanya.
"Makasi ya kak." Kata Ningning di sela kunyahannya.
Asahi tersenyum, membuat lesung yang jarang orang tahu itu muncul. "Sama-sama cantik. Abisin ya biar pipi nya makin gembul."
"Nanti gue gendut, terus cari pacar baru kan lo. Ngaku???!" Cerca Ningning sambil menggebu-gebu.
"Suuzon aja ni perempuan satu, udah abisin ya cantik, abis itu kita naik motor cari angin."
"Angin kok di cari, dasar aneh."
Asahi berdecak. "Tadi sepulang sekolah siapa yang pengen ngerasain naik motor malam-malam sambil cari angin?"
"Aku, hehehe." Kata Ningning sambil menyengir.