Ningning mengipasi wajahnya menggunakan telapak tangan bagian kirinya dengan mulut yang terus memakan ice cream yang terus di suapi Asahi, berada di taman siang hari bukan sesuatu yang bagus dan Ningning terus mengeluh walau itu ide nya.
Dengan pede nya begitu mereka keluar dari cafe Ningning ingin ke taman, dengan alasan ingin menikmati angin siang di taman. Tapi tak apa, selagi bersama Asahi dia ga keberatan.
"Mau main ke rumah ga Ning?, Papah beberapa kali nanyain kamu." Kata Asahi setelah lama hanya mendengarkan ocehan pacarnya itu.
Ningning mengulum bibirnya kedalam sembari menunduk, lalu menggeleng. "Takut." Cicitnya.
Asahi menghela nafas, dia paham betul kalo Ningning ga bakal mau di ajak main kerumah, sebab Mamah yang selalu menatap pacarnya itu dengan pandangan tak suka dan berbeda dengan sang Papah yang menyambut Ningning hangat.
"Gapapa sayang, Papah kangen kamu itu."
Kepalanya terangkat menatap Asahi melas. "Kapan-kapan aja deh, nanti aku chat Papah nya kak Asa deh ya."
Ting!
Bunyi notifikasi mengalihkan keduanya, lalu Asahi mengambil gawainya yang tersimpan rapih di saku celana. Di sana terlampir pesan dari Suyun.
"Aku anter kamu pulang ya? aku harus cari bahan lagi buat prakarya."
Ningning berdecak. "Mau bikin apa si kak?"
"Belum tahu, belum ketemu yang pas."
"Seminggu lho kak, masa iya belum ketemu juga?"
"Ya emang gitu sayang. Ide yang kadang kita dapet udah di pake kelompok lain, maaf ya? pulang nya nanti aku beliin apa deh yang kamu mau."
"Ya udah ayo cepet."
Lalu keduanya bergegas meninggalkan taman yang panas. Begitu sampai di kediaman Ningning, cewek itu langsung melongos pergi begitu saja. Asahi cuma terkekeh geli, dia suka liat Ningning ngambek.
Detik berikutnya Asahi kembali melajukan mobilnya ke alamat cafe yang Suyun kirimkan, ga sampe 15 menit Asahi sampai lalu mencari keberadaan Suyun.
"Hai Asa."
Asahi menduduki bokongnya. "Jangan panggil gue Asa."
Kening Suyun mengerut. "Lho Ningning manggil lo Asa tuh."
"Ya itu kan Ningning bukan lo, ya udah mau bikin apa? udah ada ide?"
Suyun menggeleng. "Kita diskusi dulu, baru beli alat-alat nya deh."
Hampir sejam mereka diskusi walau selalu berakhir kurang sreg, Asahi mengistirahatkan otaknya sejenak sebelum kembali berperang mencari ide. Tangannya mengambil ponsel, berniat mengabari Ningning.
Selesai itu, dia melihat notifikasi Instagram.
"Lo ga sopan Yun moto orang diem-diem, hapus sekarang. Gue ga suka ada yang moto gue diem-diem kecuali Ningning, dan gue ga mau bikin Ningning yang lagi ngambek malah tambah ngambek." Kata Asahi dengan panjang lebar dengan wajah lempengnya.
Suyun menyungging senyum nya lalu mengangguk. "Maaf."