Minggu ini, kegiatan Ningning penuh akan Asahi. Maksudnya, menemani lelaki Jepang itu membeli maupun merapihkan barang yang akan di bawa untuk keperluan kuliah. Menemani lelaki itu survei tempat yang akan di tinggali selama kuliah.
Iya, lelaki itu menetap di sini dan tak berniat untuk kuliah di tanah kelahiran. Namun yang membuat Ningning sedikit sedih yaitu, mereka harus berpacaran jarak jauh. LDR. Ningning takut. Takut tak mampu menjalani hubungan ini, takut Asahi maupun dirinya tergoda akan hal yang tak diinginkan, takut makin adanya jarak diantara mereka.
"Hey, kamu tuh kenapa muka nya kaya baju ga di setrika sih?" Tanya Asahi membelai wajah Ningning.
Lantas Ningning memeluk erat Asahi, menenggelamkan wajahnya pada dada lelaki itu. "Aku takut ga bisa LDR kak."
Asahi tersenyum. Harus meyakinkan perempuannya, walau dirinya pun sama takutnya. "Kan belum di coba. Akan aku usahakan untuk video call kamu setiap hari ya?"
Ningning menggeleng. "Ga usah ka Asa. Dunia kuliah itu sibuk banget, aku ga mau membebani ka Asa dengan ego aku sendiri. Tapi tolong jaga perasaan aku ya. Aku beneran ga mau buat sekalipun pisah sama kakak."
Suasana melow ini bukan Ningning sekali sebetulnya. Tapi kali ini perempuan itu mas bodo, bahkan Isak tangis sudah mengisi kamar Asahi. Menjadi alunan sore itu.
"Aku usahakan. Jangan khawatir. Kamu harus belajar yang rajin, dan masuk kampus yang sama ya."
Ningning mengangguk. "Mau pelukan seminggu aaaaaaa"
Tangan Asahi semakin merengkuh tubuh mungil itu. "Mana bisa aku lepasi makhluk lucu kaya gini."