Ten; Te amo

149 30 0
                                    

Asahi memberhentikan motornya tepat di depan gerbang di kediaman Ningning, menjemput cewek itu di pagi hari untuk bersekolah. Karena Ningning cuma mau sekolah kalo di jemput Asahi, katanya biar tak di goda oleh cowok mata keranjang.

Merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan akibat helm yang dipakai. Lalu kaki jenjangnya berjalan masuk tanpa beban, memencet bel dan menunggu di bukakan pintu.

"Pagi ka."

Asahi tersenyum, senyum yang akan mengembang ketika bersama Ningning. "Pagi, Mama mana?"

Objek yang ditanya merengut. "Udah pergi. Katanya mau arisan, mana ada pergi arisan pagi-pagi banget. Mana aku ga di tinggalin sarapan, untungnya ada roti jadi aman." Ocehnya sembari mengunci pintu.

Kemudian melingkarkan tangannya pada lengan Asahi. "Ayo pergi, oh iya tau ga si ka?"

"Engga lah." Jawab Asahi sembari berjalan.

"Lagi malem Jay chat aku, terus bilang suka. Wah aku kece banget si di sukai orang." Katanya dengan pede menaruh jari di bawah dagu nya bangga.

Asahi berhenti tepat di depan motor, lalu menatap Ningning menyelidik. Pasalnya, setau Asahi adik kelas yang mengaku suka sang pacar itu sudah memiliki seseorang. Ada yang ga beres.

"Jangan deketin dia. Kamu tau kan, si Jay itu udah punya pacar. Jangan bales kalo dia chat-chat kamu." Perintah Asahi lalu naik dan menepuk jok belakangnya.

Ningning yang paham langsung naik dan memeluk Asahi dari belakang. "Iya, lagian aku kan cuma suka nya sama ka Asa bukan yang lain-lain deh." Katanya sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Asahi yang melihat dari kaca spion tersenyum gemas.

"Te amo, Ningning."

..

Bahkan sampai sekolah kedua sepasang kekasih itu masih menempel, berjalan menunggu kelas Ningning. Selalu menjadi rutinitas Asahi mengantarkan sang bocilnya. Di tengah perjalanan Ningning menghentikan langkahnya.

"Aku bareng Winter aja deh kak."

Asahi menggeleng. "Ga. Sama aku Ning."

Ningning menghentakkan kaki nya. "Sama Winter, tuh dia tuh." Katanya sembari menunjuk temannya yang sedang melambaikan tangan tak jauh dari mereka.

"Yauda, hati-hati."

"Cuma beberapa langkah lagi kayanya aku sampe kelas deh." Ketus Ningning.

Asahi tertawa. "Namanya musibah, ga deket ga jauh. Kalo tiba-tiba kamu kepeleset di depan kelas gimana?"

Mata Ningning membelalak tak terima. "Ih kaya lagi nyumpahin aku. Udah ah, aku mau ngambek. Dadah ka Asa." Lalu meninggalkan Asahi ya masih diam di tempat menunggu sang pacar lebih dulu masuk ke dalam kelas.

"Ada-ada aja tingkahnya." Gemasnya lalu putar arah menunggu kelasnya.


Kak AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang