fourteen; Stay or go?

112 25 1
                                    

Saat ini Ningning tengah makan seorang diri tanpa teman di kantin, Asahi--cowok itu sibuk mengurus untuk keperluan melanjutkan perguruan tinggi. Ningning, sedih, setahun kedepan pacarnya itu tak ada lagi di sekolah.

"Makan nya jangan sambil bengong gitu dong cantik."

Ningning malah memajukan bibirnya. "Ka Asa bakal kuliah di sini atau di Jepang?"

Asahi menaik-turunkan alisnya. "Kamu mau nya dimana?"

"....di sini." Katanya begitu pelan. Takut-takut Asahi sebetulnya ingin melanjutkan di Jepang.

"Yauda di sini, biar bisa ketemu."

Ningning tak menjawab lagi, karena setelahnya Asahi memasukkan sesendok siomaynya kedalam mulut Ningning. Selera makan cewek itu menjadi kembali.

"Aku sayang banget sama ka Asa, nanti jangan lirik-lirik cewek di sana ya? Pasti cantik-cantik."

Asahi melirik, pelupuk mata pacarnya itu sudah berair, sekali kedip saja langsung membasahi pipi gembil Ningning.

Kekehan terdengar. "Ga akan, Ning kan tau aku sayang banget sama kamu."

Ningning menyenderkan kepalanya dibahu Asahi, masa bodo mereka masih dalam lingkungan sekolah. Intinya Ningning lagi sedih.

"Aku percaya, tapi engga huhuhu."

"Ah gimana si lo Ningsih haduh."

"Ka Asa diem dong, lagi suasana sedih juga. Aku ngambek ni ya?"

Asahi mengelus kepala Ningning. "Maaf, udah ayo abisin, pulang sekolah kita mampir ke tempat mie ayam ya? Tiba-tiba pengen banget mie ayam."

Mata Ningning menerjap. "Kamu hamil ka? Bilang sama aku, siapa yang hamilin???!"

Asahi menatap datar Ningning. "Lo pikir aja deh gue punya rahim apa engga. Aduh bloon nya, untung sayang."

Tawa Ningning keluar sembari beberapa kali menapak lengan Asahi. "Anjir lupa hahahaha."

"Tapi lucu ga si, kalo ka Asa perutnya buncit hahaha."

Asahi tersenyum terpaksa mendengarnya, tak apa asal Ningning tertawa, Asahi biarkan.

Kak AsahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang