Ningning istirahat seorang diri, duduk di pojok kantin dengan semangkuk bakso kuah pedas kesukaannya. Asahi sibuk mengerjakan tugas yang belum selesai di perpustakaan, membuat Ningning berdecak kesal dengan tugas sang pacar yang tak kunjung selesai.
Asik menyeruput kuah, Ningning dibuat bingung dengan ketukan pada meja nya. Mendongak melihat ada seorang yang Ningning kenal wajah tetapi tak kenal nama. Yang Ningning tahu, mereka seangkatan.
"Iya?" Tanya Ningning dengan wajah bingung, yang mana membuat sang lawan bicara gemas terhadap Ningning.
"Boleh gue duduk disini? Tempat lain penuh juga." Katanya bertanya sembari menunjuk bangku depan Ningning dengan satu tangan yang membawa semangkuk mie.
Yang di tanya mengangguk ragu, takut ketahuan Asahi makan berdua dengan cowok lain, padahal Ningning tak tahu siapa orang di depannya.
"Gue Bang Yedam. Kita pernah satu kelompoknya sewaktu mpls."
Ningning mengangguk, lalu menyengir. "Ga inget hehehe."
Yedam masih menahan untuk tak memainkan pipi gemas milik Ningning, andai saja cewek di depannya tak memiliki kekasih, sudah di pastikan Yedam sedari dulu mendekati.
Lalu hening tercipta, tak tahu apalagi yang harus dibicarakan. Pasalnya baru kali ini mereka makan semeja, dahulu hanya Yedam yang mempu melihat atensi Ningning. Tapi Ningning tak peduli atensi orang lain ketika di sekolah selain Asahi.
"Temen kamu?"
Keduanya menoleh, tahu-tahu ada Asahi dengan wajah datar membuat Yedam merinding seketika.
"Iya, seangkatan. Kakak jangan salah paham dulu, dia disini karena meja lain penuh. Sini kamu duduk samping aku kak." Kata Ningning menepuk sisi kosong di sampingnya.
Lantas Asahi menduduki bokongnya, dan memperhatikan Ningning yang kembali memakan bakso nya. Sesekali Asahi dapat melihat kalau adik kelasnya itu mencuri pandang pada sang kekasih dan Asahi tak suka.
"Lo ga suka sama Ningning kan?"
Pertanyaan Asahi barusan membuat Ningning tersedak sedikit, pasalnya Asahi jarang sekali bertanya seperti itu dengan nada tak berteman.
"Engga ko kak."
Tapi ga tau nanti.
Asahi mengangguk. "Bagus, kalo sampe suka. Lawan lo itu gue soalnya. Udah selesai kan? Ayo aku anterin kamu ke kelas." Ucap Asahi membawa mangkuk lalu menarik lengan tangan Ningning.
Sementara Yedam melihat keduanya dengan senyum miring di dua belah bibirnya. "Menarik juga hubungan mereka, gue gabung sabi kali ya."