# WARNING, Hanya di tulis dengan tangan autor, jadi maaf jika tidak sesuai dengan ekspektasi kalian #
###
Dengan penuh harap dia membuka kertas yang sudah berdebu itu. Dan tepat seperti dugaan nya kertas itu adalah sebuah surat. Pada saat dia ingin membacanya dia mendengar suara dua nenek lampir. Dengan gerakan cepet dia melangkah dan ingin segera menutup rapat pintu kamar.
Seperti inilah kira kira tampilan suratnya.
"Ternyata dugaan ku benar dia hanya sedang memanfaatkan keadaan. Cik benar benar nenek lampir " geramnya.
"Ini sudah bisa dijadikan bukti untuk menjatuhkan dua nenek lampir itu. Lihat saja apa yang bisa aku lakukan besok " Naraya kemudian melipat surat itu, dia ingin menyimpannya.
****
Pagi ini, seperti yang di ucapkan nya, Naraya sedang merencanakan sesuatu yang akan membuat dua nenek lampir itu geram kepadanya.
Saat turun dia melihat Risma dengan pakaian rapi karna memang dia setiap hari ke kantor.
"Hari ini anda tidak perlu ke kantor " datar Naraya yang melihat Risma dan anaknya sedang sarapan.
"Apa maksud mu?"
"Aku rasa anda tidak tuli sehingga tidak mendengarkan apa yang aku ucapkan barusan " sinisnya.
"Siapa kamu, Sehingga melarang saya ke kantor. Kamu tidak punya hak melarang saya "
"Anda lupa jika perusahaan itu punya ayah saya "ucapnya mengangkat satu alisnya.
"Dan jangan lupakan jika Nadia juga punya hak atas harta mas Danil, dia juga anak dari mas Danil "
"Benarkah? Anda menginginkan tes DNA?"
"Apa maksud mu?" Ucapnya dengan nada bergetar.
"Jangan pernah mencoba untuk bermain main dengan ku " ancamnya " Anda mengerti? " Lanjut nya dengan Sinis.
"Aku tidak takut dengan mu asal kau tau, Lagian kamu juga tidak memiliki bukti jika Nadia bukan anak dari ayahmu "
"Bukti akan menyusul jika kamu menginginkan nya, Maka dari itu jangan pernah membantah ucapan ku jika memang kamu dengan anak kamu masih ingin tinggal di rumah ini "
"Jangan mengancam ku Naraya, Aku bisa saja membuatmu celaka " ancamnya.
"Kamu pikir aku takut?" Jedanya mengangkat sebelah alisnya " Tidak Risma, dan aku juga berfikir jika yang melenyapkan ibu dari Naraya adalah dirimu "
"Omong kosong. Buat apa aku melenyapkan ibumu, dia mati karna memang dia sudah sakit-sakitan, jadi tidak usah menuduh orang sembarangan " sinisnya.
"Aku tau kau yang membunuhnya karna kamu menginginkan posisi nya saat itu, karna dia lebih unggul dari mu. Benar begitu bukan " Naraya mengucapkan itu dengan berbisik di telinga Risma.datar, namun penuh dengan tekanan dalam ucapannya, sehingga membuat Risma membeku di tempatnya.
Naraya yang melihat ekspresi Risma pun tersenyum miring. Padahal dia hanya sekedar mengucapkan saja, dia juga tidak tau yang sebenarnya " semoga hari mu menyenangkan " menepuk pelan pundak Risma kemudian berlalu pergi.
"Anak itu sudah berani dengan ku " geram Risma setelah menyadari kebodohannya.
Dia pun melangkahkan kakinya keluar rumah, dia ingin segera sampai di kantor, karna akan melakukan meeting dengan salah satu perusahaan besar dan itu akan berdampak bagus di perusahaan D company.
Setelah sampai di lobi kantor, Risma dengan sedikit berlari menuju ruang rapat. Namun, pada saat dia sampai dia melihat ruangan rapat sudah tertutup, Itu tandanya rapat sedang berjalan. tapi siapa yang melakukannya? bukan kah dia yang berkuasa di perusahaan ini semenjak suaminya meninggal? Lalu siapa yang menggantikan nya. Itu lah yang ada di pikiran risma saat ini. Dia pun memutuskan menunggu rapat sampai selesai.
Setelah satu jam menunggu akhirnya rapat selesai juga.
"Apa apaan ini?" Marah Risma setelah melihat Naraya keluar dari ruang rapat di ikuti beberapa orang.
"Oh ibu Risma. Kami sangat senang bekerja sama dengan D Company karna memiliki pemimpin seperti nona Naraya yang sangat pintar. kenapa tidak dari dulu anda menyuruh nona Naraya memimpin perusahaan ini? " ucap pak Feri, yang kagum akan kepintaran Naraya.
"Apa maksud dari pak feri?"
"Ya, Nona Naraya bukan cuman cantik tetapi dia juga sangat pintar" Ucapnya melihat ke arah Naraya dan tersenyum " Aku yakin jika dia yang memimpin perusahaan ini, pasti akan berkembang sangat cepat " lanjut nya.
"Dia bukan pemimpin pak Feri, dia hanya anak angkat saya yang tidak tau apa-apa, dia juga sangat bodoh "
Pak Feri hanya tersenyum mendengar perkataan Risma "Anda salah nyonya. Kalau begitu saya permisi dulu. Nona Naraya saya duluan " pamit pak Feri dengan penuh hormat.
"Oh silahkan pak Feri, Senang bekerja sama dengan anda " ucap Naraya menunduk sopan.
Setelah Kepergian pak Feri, Naraya kembali menampilkan muka Datarnya di hadapan ibu tirinya.
"Jika anda masih ingin bekerja di perusahaan ini, Saya harap anda tepat waktu, karna saya tidak suka jika seorang karyawan datang terlambat "
"Cik tidak usah bersikap seperti bos besar di perusahaan ini " Cibirnya
Prok prok prok
Naraya bertepuk tangan sebanyak tiga kali, Dan otomatis semua karyawan yang mendengar itu langsung berkumpul ke arahnya.
"Ingat, Bos kalian sekarang adalah saya. Naraya Aletha Qurani bukan Nyonya Risma lagi. Jadi kalian harus menuruti perintah saya " ucapnya dengan tegas.
"Apa apaan kamu Naraya " geramnya.
"Anggap nyonya Risma seperti kalian, Jangan memperlakukan dia dengan spesial, jangan pernah takut untuk menegurnya jika memang dia melakukan kesalahan " Lanjut nya tanpa memperdulikan Risma yang protes dengan apa yang di ucapkan nya.
"Baik Bu " ucap karyawan D company dengan kompak.
"Hey, apa-apaan kalian ini, Kalian adalah anak buah ku " marahnya.
"Maaf nyonya Risma, tapi nona Naraya adalah anak dari pemilik perusahaan ini jadi dia memiliki hak lebih dari anda " ucap salah satu karyawan.
"Dasar tidak berguna " marahnya. Dia menghentakkan kakinya sebelum benar benar pergi.
Naraya yang melihat itu tersenyum tipis bukan senyum manis melainkan senyum menakutkan, jika ada yang melihat itu" Ini baru awal Risma, Kamu akan merasakan penderitaan lebih dari ini" Melangkah ke ruangannya.
Di sisi lain. Risma baru saja menelfon seseorang untuk menjalankan perintahnya.
................
🕊️🕊️🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAYA ( Revisi Setelah End )
Roman pour AdolescentsTypo di mana mana!!! Tertembak oleh musuh abangnya membuat seorang Naraya Qaila bertransmigrasi ke tubuh gadis muslimah, yang tentu saja memiliki sifat yang bertolak belakang. "Omong kosong, Sejak kapan aku menggunakan hijab? Bahkan menyentuh benda...