part 15

84 10 0
                                    


Setelah membicarakan bagian yang tidak penting tersebut. Naraya melajukan mobilnya menuju Rumah.  karna malam makin larut, jalanan juga lumayan sepi, Hanya ada beberapa kendaraan yang melaju. Pada saat sampai di depan gerbang rumah Naraya. Keadaan sudah gelap gulita mungkin dua nenek lampir itu sudah tidur pikirnya. Dengan memanjat pohon Naraya bisa masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Dia sudah tidak sabar menunggu hari esok, dimana dia dengan teman temannya akan memberikan pelajaran kepada seseorang.

Hari pun tiba. Dengan tidak sabarnya Naraya mengendarai motornya ke suatu tempat, menyusuri jalanan sepi hingga setapak hanya ada hutang rindang di sisi kiri dan kanannya, bukannya takut dia malah menikmati perjalanan nya.

Tibalah dia di sebuah gubuk yang berada di tengah hutang.

"Cik. Kalian tidak sabaran sekali " Datarnya, bagaimana tidak pada saat dia sampai. Matanya sudah melihat beberapa pria yang dia yakini sudah memberikan sedikit pelajaran kepada pria yang sudah di ikat di kursi kayu.

"Lama si, Jadi kita ngambil DP dulu. Belum aku ambil jarinya kok  Queen nunggu kamu yang mulai" celutuk Rio

Memang jika dalam keadaan seperti ini mereka akan memakai nama samaran. Mereka juga berpakaian serba hitam dan juga topeng supaya tidak ada yang mengenali mereka.

Naraya mendekati pria yang terlihat sudah setengah sadar itu.

"Nih mainannya " ucap Rio menyodorkan sebuah pisau kecil namun sangat tajam, terbukti pisau tersebut mengkilap.

"King mana? " Karna tidak melihat sang kakak.

"Misi baru " ucap Kenzo  santai, dia bahkan duduk di kursi dan menyilang kan kakinya.

"Dia sudah mendapat bagian " ucap Haris yang berhasil membuat Naraya mengamati pria di depannya, dia pun menemukan luka goresan yang lumayan dalam di pipi pria ini.

Memang hanya luka goresan tapi jangan tanya gimana sakitnya karna tadi Asha sengaja menaburkan garam halus di luka itu. Kejam kan? Tapi ya itulah mereka. Bahkan itu belum ada apa apanya mereka masih bisa berbuat lebih~

"Cepet Queen udah nga sabar nih mau ngasih Jojo makanan "

"Cik kamu bawa jojo? "

"Ada di mobil makannya cepet mulai "

"Ngapain bawa jojo segala si " bukan Naraya melainkan Alfa yang kesal dengan ulah sahabatnya.

"Sirik aja si Lo, Mending bawa pushi aja deh dari pada sirik nga ada temen"

Srekk..

Argh.

Teriakan tersebut memekik telinga setelah Naraya kembali menggores wajah sebelah kiri pria yang di ikat tersebut.

"Mau bubuk nga Queen?"

"Bubuk biasa " ucapnya Datar. Dengan semang 45 Rio segera merogoh kantong nya dan mengambil sebuah plastik kecil yang dalamnya terdapat bubuk putih.

Walaupun Naraya mengatakan bubuk biasa tapi itu adalah bubuk yang khusus mereka rancang sendiri. Kegunaan nya adalah luka tidak akan mengeluarkan darah tetapi sebagai gantinya akan menyebabkan sakit dua kali lipat. Sadis bukan?.

Arggh

"Dasar iblis. Lepasin saya!! Panas, Perih! " Ucap pria itu meraung raung.

"Tidak sekarang Brader " ucap Rio memukul pelan pipi pria itu.

"Mending kalian langsung bunuh saja saya!! Argh perih " Kembali berteriak.

"Jangan mati dulu ini baru permulaan" datar Naraya.

Ingat. Mafia yang sesungguhnya tidak akan membuat tahanannya mati dengan sangat mudah karna mereka akan benar benar menyiksa musuhnya dengan sangat sadis.

"Lakukan tugas mu sang Alligator"

"Dengan senang Hati "  Rio mengambil alih tempat Naraya dan mengambil pisau kesayangannya.

"Hm Jojo suka sekali dengan tangan kotor seperti tangan kamu ini loh. Pasti dia sangat senang setelah mendapatkan nya"

"Apa peduliku! " Bentaknya

Srett

"Argh " teriak nya karna jari telunjuknya sudah putus.

"Jangan meneriaki ku " aura iblis Rio sudah keluar.

"Dasar iblis kalian semua!! Siapa kalian sebenarx ha! Lepaskan saya " memberontak.

"Kau tau makin kamu memberontak, kamu malah membangun kan sisi iblis teman ku yang sedari tadi diam itu apalagi dia sudah melihat darah " Ucap Rio menunjuk Kenzo.

"Gw nga takut sama kalian! " Ucapnya kembali  memberontak " pengecut!!"

Kenzo yang melihat itu pun melangkah maju.

"Minggir " Datarnya.

"Semoga selamat " ucap Rio tersenyum menyeringai ketika mengatakan itu, walaupun tidak terlihat Karna dia menggunakan topeng.

"Ambilkan samurai yang ada di mobil dan juga sekalian bawa jojo disini, Dia akan senang melihat banyak makanan nanti " Datarnya.

"Siap laksanakan " Rio pun melangkah keluar dari gubuk kumuh itu, Setelah beberapa menit dia kembali dengan membawa samurai yang masih di balut sarung khusus dan juga seekor buaya besar mengikuti langkahnya.

Maklum sudah jinak ~

Glek.

Pria yang diikat tersebut menelan ludah nya kasar. Ternyata yang bernama Jojo itu adalah seekor buaya.

"Lakukan tugas kalian ingat jangan sampai dia mati, aku curiga dengan orang ini. Besok aku kemarkas "

Mereka hanya mengangguk dan melihat kepergian Naraya. Setelah kepergian Naraya Kenzo tersenyum melihat pria di depannya yang sudah pucat matanya tidak pernah beralih ke buaya putih tersebut.

Dan prang Sret..

Arggghh!!!

****

Naraya melajukan mobilnya menuju rumah, setelah sampai dia mencari kunci sebuah kamar yang pernah di bukannya. Entah mengapa pada saat melihat pria itu disiksa otak nya tiba tiba jadi encer dan mengingat sebuah kertas yang pernah di temui nya di bawah lemari.

Dengan penuh harap dia membuka kertas yang sudah berdebu itu. Dan tepat seperti dugaan nya kertas itu adalah sebuah surat. Pada saat dia ingin membacanya dia mendengar suara dua nenek lampir. Dengan gerakan cepet dia melangkah dan ingin segera menutup rapat pintu kamar.

"Cik bener bener nenek lampir " Ucapnya setelah membaca surat itu.

...............

🕊️🕊️🕊️

NARAYA ( Revisi Setelah End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang