part 25

7 2 0
                                    

Perusahaan D Company, di ruangan direktur. Seseorang yang duduk di kursi kebesaran nya tersebut memutar-mutar kan kursi nya, dia sangat senang dengan berita yang di sampaikan kepada anak buahnya semingguan yang lalu.

" Hahaha, Naraya Naraya kamu pikir bisa menyingkirkan ku dari perusahaan ini. cik, tapi sekarang lihat?, Aku akan tetap berkuasa, dan kau mati di makan Binatang buas, hahaha " orang itu berbicara sendiri di ruangan itu, sembari tertawa keras, seakan tidak ada beban di hidupnya.

Ya betul, dia adalah otak dari kecelakaan Naraya. Risma sengaja memerintahkan anak buahnya untuk menyabotase mobil Naraya saat dia mengetahui jika Anita tertangkap, dan saat itulah dia membayar orang untuk membuntuti kemanapun Naraya pergi.

Tok tok tok...

Kesenangan nya terpaksa terhenti saat mendengar pintu ruangan nya di ketuk dari luar " Masuk " Dengan angkuh Risma berucap dari dalam, sembari membalikan kursinya membelakangi pintu masuk.

Seorang gadis yang mendengar perintah dari atasan nya tersebut, melangkah masuk. Tepat setelah dia berada di depan meja Risma, wanita itu membalikkan badannya menghadap sang sekretaris.

" Ada apa?" Tanyanya.

" Maaf Buk Risma, saya hanya ingin mengingatkan jika 10 menit lagi kita akan mengadakan miting dengan pemegang saham " ucap wanita itu sopan.

" Yayaya, saya sudah tau. Pergilah " Ucap nya dengan nada angkuhnya dan mengusir sekretaris tersebut. Sang sekretaris yang mendengar hal itu keluar dengan perasaan jengkel.

Itu lah yang tidak mereka sukai dari Risma, orang nya terlalu sombong dan sok berkuasa di Perusahaan ini semenjak Direktur yang sesungguhnya atau lebih tepatnya Tuan Danil meninggal dunia dan dia yang menggantikan posisi nya, dengan dalih istri sah sang pengusaha itu.

Setelah 15 menit kepergian sekretaris nya, dirinya melangkah ke arah ruang rapat. Setelah sampai dia langsung masuk ke dalam ruangan itu yang ternyata semuanya sudah hadir.

Dengan tersenyum dirinya melangkah ke tempat duduknya, namun belum juga mendudukkan tubuhnya seseorang berucap dengan nada dingin yang di tunjukkan kepada nya.

" Cik, bagaimana bisa D company memiliki atasan yang tidak disiplin seperti ini " Ucap pria itu dengan Nada Dingin, dan tidak memalingkan wajahnya dari benda pipih di tangannya.

" Maaf tuan, saya lupa jika hari ini ada rapat pemegang saham " ucapnya dengan sesopan mungkin di depan pemegang saham terbesar di perusahaan nya.

" Sebagai pemimpin, waktu itu sangat berharga Nyonya Risma " pria lain berucap dengan nada tak kalah dingin nya.

" Maaf tuan, mari kita mulai rapat ini" ucapnya dengan memaksakan senyum, bagaimana pun dia tidak akan kelihatan buruk di depan dua pemegang saham terbesar di D company.

" Maaf nyonya Risma, tapi saya rasa saya akan menarik saham saya di D company " ucap Pria yang memang memiliki dendam pada Risma. Dia yang memang menunggu saat saat seperti ini tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan yang mungkin tidak akan datang dua kali.

" Tapi tuan " belum juga Risma menyelesaikan penjelasan nya, kalimatnya kembali di potong oleh orang itu.

" Bagaimana bisa perusahaan ini maju jika memiliki pemimpin yang tidak disiplin waktu seperti anda " Ucapnya tajam " asisten saya yang akan mengurus nya besok " ucapnya kemudian berdiri dan melangkah keluar tanpa memperdulikan teriakan Risma yang memanggil nya.

Setelah Kepergian pria itu, pria lain berdiri dari duduk nya.

Risma yang melihat itu segera bertanya " Tuan mau kemana?, Rapat nya belum selesai dan bahkan belum di mulai "

" Saya tidak suka orang yang tidak disiplin seperti anda, besok sekretaris saya akan mengurus semuanya " ucapnya tanpa menoleh ke arah Risma.

" Maksudnya tuan, Anda juga ingin mencabut saham yang anda tanam d D company?" Tanyanya dengan takut takut.

" Hm " hanya itu yang keluar dari mulut pria itu, dan melangkah keluar dari ruangan rapat.

" Tuan, tuan, Tuan Dean " Teriaknya, namun juga tidak di gubris.

Sedangkan di sisi lain, seorang yang baru saja keluar dari ruang rapat itu tersenyum puas saat melihat wajah Risma yang seketika memucat saat ia mengatakan akan mencabut sahamnya.

" Ini baru awal Nyonya Risma, kita lihat saja sampai mana Anda akan bertahan. Aku pastikan hidup mu akan lebih menderita lagi " Ia membatin dengan senyum yang sangat sulit di artikan.

" Cari tau semua infestor yang menanam kan saham kepada perusahaan D Company, suruh mereka untuk mencabut saham mereka. Jika mereka menolak, maka jangan segan-segan untuk mengancam mereka, jika perlu bayar berapa pun agar mereka mau mencabut saham nya" ucapnya dengan tegas dan seakan tidak ingin di bantah.

" Baik tuan "

Hanya beberapa menit, ya hanya beberapa menit keinginan orang itu langsung terkabul.

Bagaimana tidak? Tidak lama kemudian sebuah pesan masuk di handphone semua pemegang saham yang masih ada di ruangan itu. Sebuah pesan yang memprovokasikan tentang nasib mereka, karna kedua pemegang saham terbesar di perusahaan D company mencabut saham nya yang tentu saja nasib perusahaan tersebut tidak lagi seimbang dan di pesan tersebut juga mengatakan bahwa perusahaan itu tidak akan mungkin stabil lagi jika Risma yang memimpin nya, juga sebuah bukti jika Risma memakai uang perusahaan untuk kebutuhan pribadinya.

Seketika ruangan itu menjadi kacau dengan pesan yang ntah dari mana tersebut, mereka semua segera menarik saham yang mereka tanam kan dan juga meminta ganti rugi atas beberapa proyek yang terkendala, di karenakan biaya yang selalu saja ada yang kurang walaupun mereka memberikan biaya lebih kepada perusahaan D company. Mereka meyakini jika uang tersebut lah yang Risma gunakan untuk berfoya-foya selama ini.

Orang yang menyuruh bawahan nya tadi tersenyum saat ia melihat Vidio cctv yang bawahan nya retas, Vidio cctv yang memperlihatkan situasi ruangan rapat yang sangat kacau, dengan Risma yang memohon serta meyakinkan para pemegang saham namun tetap saja berakhir dengan  kegagalan. Terlihat juga Risma yang terduduk lemas dengan penampilan yang tak lagi rapih dengan berteriak sembari menarik rambut nya kasar setelah para pemegang saham itu meninggal kan nya seorang diri di dalam ruangan itu.

Orang itu kembali berulah dengan menyuruh bawahan nya untuk menyebarkan berita kebangkrutan perusahaan D company yang di pimpin oleh Risma. 

Mendapatkan berita bahwa perusahaan tidak dapat memberikan gaji mereka, para karyawan melakukan Demonstrasi atas hak mereka yang harus d bayarkan.

D company yang dirintis oleh ayah Naraya mulai dari nol d ambang kehancuran.

*.*.*.Apa yang akan terjadi dengan D company?*.*.*.


Ini part 25 sama 26 ketukar ngga si? Jika iya, ada yg bisa ngasi saran gimana caranya biar ngga ketukar lagi

NARAYA ( Revisi Setelah End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang