part 18

81 8 1
                                    

Melihat kejadian itu Anita membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya barusan. bagaimana bisa itu terjadi? Yang disangkainya daratan ternyata adalah rawa yang di penuhi buaya, berarti salah langkah saja dia bisa mati di tempat ini, Naraya yang melihat ekspresi wajah Anita tersenyum tipis.

" Bagaimana bisa?"

" Ini adalah rawa namun kita membangun sedikit jalan untuk menuju ke markas "Datarnya.

" Kita? Markas? Apa maksudmu "

" Ikut aku atau kamu akan jadi santapan buaya " Dingin Naraya yang malas meladeni pertanyaan yang tak bermutu tersebut.

" Aku ingin pulang " membalikkan badannya berniat ingin pulang.

" Yakin? Hari sudah gelap, dan para serigala  sebentar lagi keluar. Kamu tidak akan mungkin bisa keluar dari hutan ini dengan waktu yang singkat" melanjutkan langkahnya, melihat itu Anita dengan sedikit berlari mengikuti Naraya.

" Ini yang kamu sebut markas?"Anita kembali bertanya setelah mereka berdua memasuki sebuah bangunan, namun Naraya tidak menjawab pertanyaannya.

Prok prok prok.

Naraya bertepuk tangan sebanyak tiga kali dan entah dari mana asalnya lima orang ini yang tiba tiba muncul.

" Mereka? "

" Lakukan tugas kalian "Dingin Naraya yang tidak memperdulikan pertanyaan Anita.

Tiba-tiba dua diantara mereka berlima maju, menahan Lengan Anita.

" Kau menjebak ku? " Marah Anita, memberontak.

" Kamu pikir aku  bodoh?"mencengkeram kuat pipi Anita kemudian melepaskannya kasar.

" Lepaskan aku dasar anak kecil tidak di untung "Anita kembali memberontak.

" Aku tau ibumu sudah lama meninggal, dan Risma berniat ingin menjebak ku dan mengajak mu. kamu menyetujuinya saja Karana kamu pikir aku adalah anak kecil yang tidak tau apa-apa. Bukan begitu Anita? " Tanya nya yang tiba-tiba Menggores pipi Anita dengan pisau kecil yang selalu di kantongnya.

" Argh setan" umpat Anita

" Lakukan tugas kalian " perintah Naraya

" Apa yang akan kau lakukan dengan ku Hah?" Teriaknya

" Hanya sedikit membedah mu, mungkin memisahkan ginjal mu akan menyenangkan. itupun jika kamu beruntung, jika tidak kamu akan jadi santapan buaya tadi, dan organ dalam mu akan di jual oleh mereka. lumayan kamu akan sedikit berguna untuk orang lain karna hasil jualan organ mu akan d bagikan oleh masyarakat miskin "Datarnya.

" Lepas brengsek "Anita tidak memperdulikan apa yang dikatakan Naraya, dia terus saja memberontak walaupun itu sia sia.

" kamu salah pilih musuh " acuhnya, menepuk pelan pipi Anita " lakukan tugas kalian" Dinginnya, kemudian dua orang itu membawa Anita keruangan khusus bedah, dan menjalankan perintah Naraya.

Detik, menit, bahkan jam sudah berlalu. Tidak terasa sudah dua jam Anita berada dalam ruangan bedah dan tak sadarkan diri. Pembedahan yang di lakukan oleh orang suruhan Naraya sudah selesai satu jam yang lalu, namun Anita tak juga membuka matanya.

Naraya yang kesal sedari tadi menunggu pun memasuki ruangan beda. Mendorong pintu ruangan itu dengan keras sehingga menimbulkan suara, namun Anita tetap saja tidak terganggu dengan suara brisik yang di lakukan Naraya. Naraya melangkahkan kakinya mendekat ke brankar yang di tiduri Anita, setelah sampai dia menggelengkan kepalanya melihat tingkah Anita yang di ketahui nya sedang berpura pura pingsan.

Plak.

Tamparan Naraya berhasil membuat Anita langsung bangun karna terkejut, dia memegangi pipinya dan menatap tajam Naraya.

" Kamu berani menamparku? "

" Kenapa tidak "Dingin Naraya, sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.

" Kamu.." geramnya.

" Waktumu untuk bertahan hidup hanya dua hari, aku masih berbaik hati untuk itu. Maka dari itu berbuat baiklah kepada orang sebelum kamu mati. Dan ya jangan coba coba kamu menemui Risma dan menceritakan semua ini Karana dalam tubuh kamu sudah di tanamkan alat penyadap "

" Cik, apa maksudmu dua hari? Kamu menentukan ajalku? " Remeh nya.

" Tentu saja. Kamu pikir apa yang orang-orang ku lakukan tadi?" Memandang Anita dengan smrik nya " selain menanamkan alat penyadap, mereka juga menanamkan sebuah pil. Pil itu hanya bertahan dua hari, jika sampai dua hari dia akan melebur di tubuh mu yang akan menghancurkan semua organ dalam yang berperan penting dalam tubuh mu " jelasnya lagi.

" Kau pikir kau siapa?"

" Yah terserah padamu jika ingin percaya atau tidak, Aku juga tidak memperdulikan hal itu. Tapi aku hanya mengingatkan jika aku adalah salah satu anggota mafia bahkan Queen mafia. Dan tentu saja kamu tau apa tugas dari mafia kan? Jadi, jangan heran dimana aku mendapatkan pil seperti itu  "

" Cik aku tidak mempercayai mu " teriaknya.

" Terserah padamu " melangkah pergi, namun detik berikutnya dia membalikkan badannya dengan cepat saat mengetahui Anita melakukan perlawanan dengan mengangkat sebuah kursi yang berada di samping berangkar nya dan akan memukulkannya ke Naraya.

Bruk.

Dengan melakukan split Naraya dapat menendang kursi itu sehingga terjatuh dari tangan Anita.

" Kamu ingin mati dengan cepat ternyata " ucap Naraya mengambil senjata kesayangan, yaitu sebuah pisau berukuran kecil yang tersemat di jaket yang di pakainya.

" Tapi tidak, aku tidak akan membiarkan mu mati dengan sangat mudah, Mau aku jelaskan satu hal lagi? " Tanyanya, memandang Dingin ke arah Anita. " Baiklah baiklah, aku rasa kamu ingin mengetahui nya "menatap tajam orang di depannya " pil yang di tanam di tubuhmu itu akan mencair sedikit demi sedikit. Dan kamu tau apa yang akan kamu rasakan jika itu mencair? Kamu akan merasakan panas yang luar biasa " Jelasnya tersenyum miring, melihat Anita dengan susah payah menelan ludahnya.

"  Ah iya. sebelum aku pergi, Aku hanya ingin menyampaikan berjalannya di tempat yang kau lalui tadi, jangan salah " melemparkan sebuah senter yang dengan refleks ditangkap oleh Anita "  aku hanya ingin kamu berbuat baik saja sebelum kamu mati. Jadi soo, Semoga Hari mu menyenangkan '' Berlalu pergi meninggalkan Anita yang terpaku.

NARAYA ( Revisi Setelah End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang