Sedangkan di dalam kamar mandi, Naraya tersenyum penuh arti."Dasar bodoh, Dia berfikir aku selemah itu apa"
"Raya Biar ku bantu. Aku akan mencarikan mu kunci kamar mandi ini_ ucap Nara tiba tiba muncul.
"Aku tidak membutuhkan kunci. Ini hal kecil bagiku, pintu ini tidak akan bisa menahan ku " dia pun mengambil ancang ancang, Bersiap untuk mendobrak pintu itu.
Bruk.
Satu kali tendangan saja, Pintu yang terbuat dari plastik tebal itu berlubang terkena tendangan Naraya.
"astaga raya kamu merusak pintunya_
"Akan aku ganti " acuhnya
Bruk bruk
Naraya kembali menendang pintu itu sehingga menjadi lubang yang lebih besar. dia pun bisa keluar.
Ibu tirinya yang mendengar suara berisik pun menghampiri asal suara dan betapa terkejutnya dia pada saat melihat pintu kamar mandinya rusak.
"Kau apakan pintu ini Naraya "
"Hanya memperbaiki " acuhnya
"Memperbaiki kamu bilang. Kamu tidak lihat pintunya jadi rusak " marahnya
"Pintu murah saja d permasalahin " berlalu pergi tanpa mendengar kan ocehan dari sang ibu tiri.
"Naraya! "
Naraya tidak langsung ke kamarnya, melainkan sebuah kamar yang tidak pernah dia lihat terbuka setelah kedatangan nya, bahkan Nadia dan ibunya pun tidak pernah terlihat membukanya. Karna penasarang, dia pun ingin membuka nya. Dia mencari kunci kamar tersebut di sekitarnya, matanya tertuju sebuah laci yang tidak terlalu jauh dari pintu kamar itu. Naraya pun melangkah kan kakinya menuju laci itu mencari keberadaan benda yang dicarinya, setelah beberapa saat mencari diapun menemukan nya di laci ketiga di bawah buku.
Setelah mengambil nya, diapun mencoba di pintu itu namun terlalu banyak kunci sehingga membuatnya bingun, dia mencocokkan semua kunci itu namun, tidak ada kunci yang di carinya.
"Cik percuma! " Dia melemparkan kunci itu sehingga menimbulkan suara.
"Kamar siapa si ini?, Tuh hantu juga nga nongol nongol pas d butuhin " kesalnya dia menendang pintu itu dengan keras.
Bruk.
"Aw " ringisnya. Pada saat dia, menendang pintu itu, ada sebuah benda jatuh entah dari mana dan mengenai kepalanya.
Naraya pun mengambil benda itu dan...
Ceklek.
Pintu itu terbuka. Naraya dengan perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut. Gelap itu lah kesan pertama saat memasuki kamar itu. Naraya meraba dinding mencari tombol untuk menghidupkan lampu. Setelah menemukan nya dia pun menekan dan seketika jadi terang. Naraya mengamati sekeliling kamar itu yang terlihat luas. Dia beranggapan bahwa kamar ini sudah lama tidak di tempati terlihat dari banyaknya debu dan sarang laba laba yang menempel di dinding bahkan ada juga d sudut lemari maupun nakas di samping tempat tidur.
Tidak ada yang aneh jika dilihat, namun, entah kenapa dia ingin sekali masuk ke kamar ini. Naraya berjalan mengelilingi kamar itu, Membuka lemari. Terlihat baju bekas dan beberapa benda lainnya. Naraya yang melihat beberapa kotak namun dia paling penasarang dengan kotak yang paling kecil di sana. Setelah mengambil dan membukanya, Naraya mengangkat benda yang ada d dalam kotak itu, Sebuah kalung yang ia yakini terbuat dari berlian.
"Cantik " itulah ucapan yang keluar dari bibir raya saat melihat kalung itu. Dia mengamati kalung itu dan menemukan sebuah ukuran yang sangat kecil.
' NA ' itulah tulisan yang terukir di kalung itu. Jika tidak di amati dengan teliti tidak akan terlihat, Karna memang sangat kecil.
" 'NA ' apa mungkin Naraya? " Gumamnya. Dia tidak terlalu ambil pusing soal kalung itu, bahkan dia kembali ingin menyimpannya. Namun karna kelalaiannya kalung itu jatuh d bawah lemari.
"Cik " Naraya pun berjongkok dan meraba bawah lemari. " Astaga tangan ku jadi kotor seperti ini " ucapnya setelah mengambil kalung itu. Namun, pada saat dia meraih kalung itu. tangannya tidak sengaja menarik sebuah kertas.
Dia tidak terlalu ambil pusing dengan kertas itu. Setelah menyimpang kembali kalung itu, dia pun keluar.
"Aku simpan saja ni kunci " gumamnya setelah menutup rapat pintu kamar itu dan menguncinya.
****
"Nara!. Hari ini tugas mu membersihkan kelas " seorang pria yang menggunakan kaca mata tebal menghampiri Naraya dengan kepala menunduk dan terbata bata.
"Hm " bukannya membersihkan. Naraya malah keluar dari kelasnya.
"Naraya!" Naraya hanya berbalik menatap tajam pria itu.
Naraya melangkahkan kakinya menuju kantin, dia tidak sempat ke rumah mbok Jum dulu untuk sarapan karna bangun kesiangan.
Setelah memesan dan makanan datang, Naraya menyantap makanannya santai.
"Hy Neng Nara " sapa seseorang yang langsung duduk di ikuti satu temannya.
Naraya tidak merespon dan kembali menyantap makanan nya.
"Dingin banget kek kolkas neng "
"Nga usah ganggu " Datarnya
"Dih datar banget kek tripleks, Nga cocok tau dengan muka kamu yang unyu unyu " gemesnya.
Naraya hanya memutar bola matanya malas.
"Den sini " teriak teman dari orang yang sedari tadi nyerocos.
Seseorang yang di panggil Den tersebut berjalan ke arah mereka dengan tangan d masukkan ke kantong celananya, menampilkan kesan Cool nya.
"Nih cewek Lo kok jadi datar "
"Siapa yang Lo maksud? "
"Tuhkan malah jadi galak "
"Lu laki bukan si, Nyerocos Mulu kek cewe " kesalnya Yang berhasil membuat orang itu seketika mengatupkan bibirnya.
"Haha rasain Lo Ray " tawa temannya.
Dean hanya menatap Naraya dengan tatapan dinginnya, Mengamati setiap gerakan dari gadis di depannya yang terlihat sangat berbeda.
"Dan Lo ngapain ngeliatin gw kayak gitu " tajam Naraya melihat Dean.
.............
🕊️🕊️🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAYA ( Revisi Setelah End )
Fiksi RemajaTypo di mana mana!!! Tertembak oleh musuh abangnya membuat seorang Naraya Qaila bertransmigrasi ke tubuh gadis muslimah, yang tentu saja memiliki sifat yang bertolak belakang. "Omong kosong, Sejak kapan aku menggunakan hijab? Bahkan menyentuh benda...