Makin kesini chapternya makin panjang..
Bertahanlah teman-teman!
-selamat berteori-
00.00 -walkie talkie-
Xiaojun mengeratkan genggamannya pada walkie talkie. Rahangnya juga mengeras mendengar perkataan Hendery dari seberang sana. Pikirannya menolak percaya bahwa Kun yang melakukan itu. Namun dari nada suara Hendery.. Sepertinya itu bukan sebuah candaan.
Tatapannya berpindah pada Hana yang tidak menunjukkan pergerakan sekalipun.
"Di saat seperti ini, semua orang juga akan berubah menjadi egois... Bukan begitu?" Ucapannya itu lebih untuk memastikan dirinya sendiri akan suatu hal.
Dia melihat Hana dengan tatapan yang dingin namun tersirat perasaan bersalah disana, "Maaf, Hana," ucapnya dengan suara kecil.
Xiaojun mengambil langkah besar dan akhirnya berlari keluar dari ruangan itu meninggalkan Hana sendiri.
00.24 -walkie talkie-
Xiaojun melihat ke sekelilingnya, "Halo? Tes? Hendery kau mendengar suaraku?" tanyanya melewati walkie-talkie, "Hendery, kau masih disana?" tanyanya sekali lagi dengan nada yang kelewat tenang, meskipun berbeda dengan keadaan jantungnya yang terus berdegup kencang dari tadi.
Setengah jam dia berkeliling dan baru menyadari bahwa bangunan ini sangat mirip dengan bangunan sekolah. Ada perpustakaan, tempat Lucas dan Lia dibunuh. Ada toilet, ruang musik, ruang seni dan bahkan dia sempat melewati semacam laboratorium di lantai dua dengan bau yang sangat menyengat dari dalam.
Di lorong yang sepi itu hanya bisa terdengar suara langkahnya sendiri. Lampu yang berada di tembok membantu penglihatannya.
Tidak jauh dari situ, Xiaojun bisa melihat beberapa barang yang tergeletak berantakan.
Xiaojun berjalan mendekat. Langkahnya langsung berhenti ketika melihat sebuah tas dengan begitu banyak kantong yang disenderkan ke dinding di bagian sebelah kiri. Dia menghampiri tas itu dan membukanya.
DEG!
Jantungnya berdegup kencang melihat barang yang ada di dalam tas itu. Dia mengeluarkannya dengan hati yang gundah dan mengamatinya.
Aku yakin laptop ini milik Hendery. Batinnya bingung. Tapi kenapa ada disini? Xiaojun membuka laptop tersebut. Keningnya mengerut saat mendapati huruf yang tersisa di keyboard hanyalah H, C, dan L.
"HCL?" gumam Xiaojun bingung.
Xiaojun melihat ke arah barang-barang lainnya yang tergeletak. Sebuah walkie talkie yang diselimuti darah, jari telunjuk yang terpotong dan terlihat melepuh sepenuhnya.
Pikiran Xiaojun menjadi kacau.
Apakah itu jari telunjuk Hendery?
Kenapa laptop Hendery ada disini?
Ini walkie talkie milik siapa?
Bagaimana jika Hendery sudah tidak ada..
Xiaojun melihat ke atas menahan air matanya yang menggenang. Dia melepas kacamatanya dan mengusap kasar wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALKIE TALKIE|JUNG JAEHYUN✓
Fanfic[BUKU KEDUA] [INGAT, SETIAP DETAIL ITU PENTING] Kalian kira perjalanan mereka sudah selesai? SALAH BESAR! Setelah keluar dari penjara, Haechan akan beraksi lagi. Dia akan mencari cara yang lebih keji untuk perburuan manusia kali ini. Apakah semuanya...