Cashel Elliot.Pria tampan yang memiliki karisma memikat. Dia adalah definisi sempurna untuk beberapa orang yang sudah tau dirinya.
Lahir dengan latar belakang keluarga yang memukau membuat banyak orang menaruh perhatian dan punya rasa segan pada dirinya. Ayahnya adalah seorang jaksa dan Ibunya merupakan seorang dokter spesialis syaraf. Cashel juga mempunyai seorang kakak laki-laki yang kini menjadi pengacara. Tak hanya itu, kakek dari Ibunya adalah petinggi militer untuk tentara angkatan udara.
Tetapi, dia sebenarnya bukanlah pria arogan yang selalu mengeluarkan kata-kata tajam.
Cashel adalah lelaki yang senang bersosialisasi, dan senang bertemu orang baru. Tipe pria ramah dan hangat pada semua orang, yang sayangnya selalu salah diartikan oleh beberapa gadis yang mengagumi dirinya.
Selain itu, Cashel juga mempunyai otak yang cerdas. Dia pernah mendapatkan predikat sebagai mahasiswa teladan selama dua tahun berturut-turut sebelum akhirnya predikat itu diberikan pada Keysa.
Dia juga tipe orang yang setia kawan dan royal. Bagi Cashel menjaga hubungan yang sudah dirajut itu sangat penting.
Tapi, apakah benar hidup Cashel sempurna seperti yang dilihat oleh orang-orang selama ini?
.
.
.
Pukul dua belas siang, Cashel memutuskan untuk pulang terlebih dulu ke rumah untuk mengambil tugasnya yang sudah di jilid. Beruntung dia ingat tentang tugas itu dan lebih beruntung lagi karena jarak rumahnya dengan kampus tidak terlalu jauh. Dia punya jeda satu jam setengah sebelum nanti masuk untuk mata kuliah terakhir.
"Eh, Mas Cashel udah pulang?" Bi Ratna yang merupakan asisten rumah tangga di kediaman keluarga Cashel itu menyambut sang pemuda.
"Eh, ini lagi istirahat. Sekalian mau ngambil tugas." Cashel tersenyum lalu melangkah masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua.
Pemuda itu lalu membuka lemari kecil yang berisi buku-buku miliknya. Seingatnya, dia menyimpan tiga itu disana.
"Ketemu!" Cashel tersenyum lalu memasukkan tugas itu kedalam tasnya. Setelah itu, dia pergi dari kamar untuk bergegas pergi dan niatnya saat ini adalah pergi ke kosan Sakti.
"Cashel."
Pemuda itu langsung menghentikan langkahnya begitu namanya dipanggil. Dia memutar badannya ke belakang dan melihat sang ibu kini menghampirinya.
"Kamu mau kemana?"
"Ke kampus lagi lah Ma, masih ada matkul soalnya." Jawab Cashel.
"Jangan lupa malem ini kita ada acara makan malam sama Kakek." Ujar sang Mama.
"Cashel usahain dateng Ma." Ujar Cashel.
"Kamu harus dateng, Cashel." Ujar Dina, Mamanya Cashel dengan penuh penekanan.
"Cashel dateng atau enggak, itu gak bakal ngaruh sama acara makan malem nanti." Ujar Cashel.
"Tapi semua orang terus nanyain kamu. Papa sama Mama harus ngasih alesan apalagi ke mereka kalo kamu gak dateng?" Tukas Dina.
"Bilang aja apa adanya, Cashel pergi ya Ma. Assalamualaikum." Pamit Cashel yang langsung pergi tanpa menghiraukannya sang Ibu.
"Wa'alaikumsalam." Sahut Dina. Perempuan itu bersidekap sambil menatap kepergian sang anak.
.
.
.
Cashel menjatuhkan tubuhnya ke kasur milik Sakti. Setelah kuliahnya selesai, Cashel langsung pergi ke kosan cowok yang merupakan temannya saat SMP itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARUNIKA
Художественная прозаIni untuk kamu, yang tengah berjuang keras meski dunia memperbudak dengan keras. Untuk kamu, yang merasa marah tapi memutuskan untuk tetap mengalah. Untuk kamu, yang harus selalu tersenyum meski hati menangis pilu. Untuk kamu, yang berusaha menggapa...