Setelah memastikan maid itu benar-benar pergi, Nara membuka salah satu laci di samping ranjangnya. Ia mengambil sebuah bingkai foto yang sudah lama tak ia lihat, ia merindukan orang yang ada pada bingkai foto itu.
"Mamah, Nara rindu mah." Tangannya mengusap figura itu dengan lembut. Fokus Nara terganggu dengan adanya dering telepon dari Bintang, Nara menetralkan suasana hatinya dan segera menjawab telfon itu.
"Hallo Bin, ada apa?"
"Ra sorry ya, tadi gw pulang duluan. Gw jadi nggak enak sama Lo."
"Harusnya gw yang bilang nggak enak sama lo, dari kemaren lo nemenin gw Mulu."
"Haha, santai aja. Eh Ra, lo besok free kan? Gw mau ajak lo main ke pantai."
"Seriusan Bin! gw free kok. Besok lo kabarin gw aja!"
"Yaudah, gw matiin dulu. Lo istirahat yang banyak, jangan sampai kecapean! Sakit lagi, gw pites lo!" Ancam Bintang.
"Iya bawel lo ah. Bye bye Bintang."
"Iya bye bye."
Telfon dari Bintang sudah terputus, Nara jingkrak jingkrak kesenangan. Besok ia akan pergi ke pantai berdua sama Bintang. Nara harus segera mempersiapkan barang barang yang akan ia bawa untuk besok.
Besoknya
Bintang melirik jam tangan nya kesal, ini sudah 30 menit ia duduk manis menunggu nona muda Nara Alexa. "Raa-, cepetan! Atau lo gw tinggal!" Ancamnya dengan sedikit berteriak.
"Iya, sabar kek, lo marah marah mulu. Pms ya?" Ejek Nara yang mulai turun dari tangga.
"Gw jitak juga Lo."
"Eh sellow sellow, jangan ngegas dong. Mau, cepat tua lo?" Kekeh Nara.
"Ihhh gemes, pen makan orang gw!"
"Hahaha, Yaudah ayok!"
Bintang segera melajukan mobilnya dengan kesal, tak habis pikir dia sama bocah macam Nara.
"Lo ngambek Bin? kayak bocil aja ngambek ngambekan segala." Ujar Nara dengan kesan mengejek.
"Nggak papa bocil, yang penting tampan."
"Idih."
Begitu aja terus sampai mereka tiba di tempat tujuan, tidak ada yang mau mengalah. Sekitar 20 menitan menikmati perjalanan, mereka sudah sampai ditujuan, yaitu pantai. Nara berlari dengan riang ke arah ombak pantai. Sedangkan Bintang hanya memandang dari jauh, hatinya menghangat melihat Nara bisa tersenyum lepas seperti ini. Tak berselang lama tatapan Bintang menyendu, ia mendudukkan bokongnya di pasir putih itu dengan perasaan yang tidak karuan.
"Ra, gw harap lo tetap bahagia seperti ini ya, walau suatu saat gw udah tidak ada disini." lirih Bintang dengan linangan air dimatanya.
"Bin ayoo sini!!" Panggil Nara antusias.
Bintang mengusap kasar air matanya, menerbitkan senyum manisnya ke arah Nara. "Iya! Tunggu gw!" Ucapnya dengan sedikit berteriak.
"Hahahaha" gelak tawa mereka pecah ketika Nara berhasil membuat Bintang basah kuyup.
Jam sudah menunjukkan pukul 18:25.
Waktu nya menunggu matahari terbenam.
Kedua insan itu sudah bersiap melihat pemandang menakjubkan, mereka terdiam dengan keheningan sampai Nara membuka suara.
"Bin, lo jangan seperti senja ya."
"Kenapa?"
"Jangan cuma indah sesaat, lalu pergi berganti dengan kegelapan." Nara tersenyum sendu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN NARA
Ficción General"Jika akhir dari semua ini tetaplah kematian, lalu untuk apa bersusah payah mencari tujuan disaat kita tidak diberi pilihan." "Aku tidak menyangka ternyata kau seputus asa itu. Kau salah jika beranggapan kita tidak diberi pilihan Nara. Kita bisa mem...