1

3.4K 181 4
                                    

Taeyong mengerjapkan matanya, matahari masuk tanpa permisi dari jendela apartemen yang sudah ia tinggali setahun terakhir ini.

Mata cantiknya melirik jam di handphone yang tergeletak manis diatas nakas, ia menghela nafas sudah pukul 8 pagi rupanya padahal yang ia ingat semalam sedang pergi clubbing bersama Ten, mungkin ia mabuk hingga tak sadarkan diri jadi Ten mengantarnya pulang saja ke apartemen.

Seperti manusia pada umumnya perut Taeyong merasa lapar jika bangun tidur ia juga tidak makan apapun dari siang kemarin, Taeyong bergegas mencuci mukanya lalu berganti pakaian sebentar agar tidak terlihat lusuh.

Makan apa ya hari ini, pikirnya seraya berjalan menuju coffe shop untuk membeli kopi kesukaannya sebelum membeli makanan utama.

Langkah kakinya terhenti di depan toko roti yang menguarkan bau sangat manis hingga ia ingin mencicipinya, tokonya sedikit ramai mungkin karna rotinya enak atau karna? penjualnya yang tampan?

"permisi, ada yang bisa saya bantu? " sapa seorang lelaki dari sebrang etalase yang berisi berbagai macam roti.

"ya, boleh bungkuskan dua cheesecake, dua croissant coklat dan satu waffle honey" ucap Taeyong seraya melihat aneka kue yang terlihat menggoda.

"yes honey, segini saja atau ada yang lain?" Taeyong menoleh cepat ketika sang penjual roti memanggil nya honey padahal ia sedang memesan wafel bukan sedang menggoda sang penjual roti yang sekarang sedang tersenyum menunjukan lesung nya yang bisa dibilang manis.

"maaf? apa honey panggilan untuk pelanggan di toko ini?" tanya Taeyong sambil mengerutkan keningnya.

Penjual roti terkekeh pelan, seraya membungkus pesanan Taeyong ia bergumam.

"tidak, hanya untukmu saja. Anda cukup cantik pagi ini, selamat menikmati jangan lupa untuk kembali " ucap sang penjual sambil menyodorkan sebuah bungkusan berisi aneka roti.

"tapi aku seorang pria tuan"  jawab Taeyong tidak terima karna penjual roti tadi menyebutnya cantik.

"lelaki tidak boleh cantik? baru tau"

"ah ini uangnya, terimakasih" Taeyong menyerahkan uangnya pada penjual yang lama lama menyebalkan itu dan langsung bergegas kembali ke mobilnya.

"jae, tolong susun puff pastrynya cepat !! " teriak ibu ibu dalam dapur toko Jung bakery.

"sebentar ma"



                             🥨🥨🥨






Taeyong telah sampai di mobilnya, ia membuka waffle honey yang masih hangat ditangannya.

Gigitan pertama membuat lidahnya kaget akan citarasa Belgia yang benar benar kental, ah rasanya ia sedang mengulang masa kecil bersama keluarganya yang pernah berlibur ke eropa bertahun tahun lalu.

Kudapan asal Belgia ini memang benar benar enak jika ditangan orang yang pas, waffle yang masih hangat dan renyah ini menjadi kesatuan yang pas di musim dingin seperti sekarang ini.

Lamunannya buyar saat handphone yang ada di jok sebelah kanannya berbunyi, papanya menelfon setelah sekian lama. Taeyong menekan tombol hijau untuk mengangkat telfon dari papanya.

"ada apa? sudah ingat anak ternyata" sarkasnya diakhiri kekehan ringan dari bibir tipisnya.

"pulanglah nak, tidak akan ada paksaan untukmu lagi, tidak akan ada pukulan, aku janji" papanya memulai pembicaraan dengan nada memelas.

Taeyong menelan sisa waffle nya sebelum berbicara, ia juga sempat menenggak sedikit kopi.

"iki jinji" ucap Taeyong mengulang perkataan terakhir papanya dengan mengganti huruf vokalnya menjadi i.

BAD KITTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang