3

1.3K 95 1
                                    

"terimakasih atas tumpangannya" ucap Tae yang telah turun dari mobil, ia hanya berkata lewat jendela.

"ur welcome, lupakan apa yang aku lakukan tadi. sekali lagi aku minta maaf " sesal John, Tae menatapnya lalu mengangguk sebelum berjalan menjauhi mobil hitam milik Johnny.

"aaahh tindakan yang bodoh sekali" John memukul setir mobil nya berkali kali, ia bahkan mengusak rambut nya kacau.

Tapi bagaimana mungkin seorang John mencium Tae dimobilnya?
Jadi perjuangannya mendekati Taeyong selama ini gagal? dan ia tidak bisa berdekatan lagi dengan Tae?

Ah kepalanya mendadak pening, dengan segera John meninggalkan parkiran apartemen milik pria manis yang tadi baru saja ia cium bibirnya dengan bodoh.

John menjalankan mobilnya cepat, pikiranya kalut tentang bagaimana jika taeyong sudah tidak mau bertemu dengannya dan bagaimana jika Tae mungkin akan merasa jijik padanya

Ah bagaimana bisa ia melakukan hal bodoh di tengah tengah jalan nya mendekati taeyong.

Kini John telah sampai di perumahan milik sahabatnya, doyoung.

setelah menekan bel, keluarlah pria lusuh dari dalam rumah. eit jangan salah pria lusuh didepan John saat ini adalah CEO muda dari perkebunan jeruk di jeju, jangan lupakan pabrik pembuatan minumanya juga.

"ada apa John, capet masuk diluar dingin" doy mempersilahkan John untuk masuk kerumahnya.

"maukan kau mendengar cerita saya?" John menepuk pundak Doy yang sedang memakan jeruk.

Doy mengangguk lalu menghadap kan duduknya ke arah John.

"sudah kubilang jangan menggunakan saya kamu itu terdengar aneh seperti di kantor kawan"  Doy berkata seperti setiap pertemuan ya dengan John.

"sudah menjadi kebiasaan, jadi mendengarku atau tidak?"

"iya iya jadi"

"aku telah mencium taeyong" ucap John gamblang hingga membuat Doy yang mendengarnya tersedak biji jeruk yang sedari tadi ia hindari.

"uhuk uhuk bodoh " umpatnya disela sela batuk karna tersedak.

"memang sedikit bodoh, tapi saya benar benar tidak bisa menahanya" John menatap lekat mata Doy.

"jangan menatapku seperti itu bodoh, itu membuat ku iba " Doy memukul pelan kepala John, yang dipukul hanya ber ahh ria.

"apa saya salah? mengungkap kan perasaan? " tanya John.

"bukan masalah benar atau salah kawan, ini masalah Tae adalah seorang pria normal — " belum selesai berbicara John sudah memotong perkataan Doy.

"jadi aku bukan pria normal? "

"diam dulu atau — " Doy mengangkat jeruk ditangan nya dan mengarahkan ke wajah sobatnya.

"ah iya maaf maaf " John kembali diam dan mendengarkan Doy dengan seksama.

"karna Tae adalah pria normal kau harus pelan pelan untuk mendekatinya, seperti ibarat menguasai bidang perkebunan jeruk yang harus tau kapan panen, suhu yang dibutuhkan, tempatnya. jadi kau harus benar benar perlahan untuk menguasai Tae, mengambil hatinya, memperlakukan dengan baik, membiasakan dirinya berdekatan denganmu dengan status sebagai sub dan dom, lalu kau akan bisa mendapatkan nya seutuhnya" ucap Doy panjang lebar tak lupa teorinyapun sama di setiap perbincangan 'jeruk'.

John mangut mangut mendengarkan, tanganya mengelus bekas jambang yang selalu ia cukur bersih tiap harinya.

"dan kalau kau ingin mengungkapkan perasaan cukup ungkapkan saja tidak usah ada acara cium mencium seperti tadi, mengerti? " ucap Doy sambil mengacungkan jari telunjuknya.

BAD KITTENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang