Alesa akhirnya pulang ke rumahnya. Selama 3 hari di menginap di tempatku, sama sama mengerjakan revisi dari editor.
Karena aku merasa sedikit berantakan, aku putuskan untuk membereskannya.
Aku berencana setelah beres beres akan bersih bersih diri lalu tidur siang.
Tapi semua itu hanya angan angan aja karena aku mendapat panggilan dadakan.
"Moshi moshi surname-san?"
"Moshi moshi, iya ini siapa ya?"
"Ini Hinata, surname-san bisa segera kesini tidak? Sakusa-san sakit. Kami sedang ada latihan, takut Sakusa-san butuh apa apa"
"Baiklah sebentar lagi aku segera kesana"
Aku segera membereskan unitku cepat cepat. Segera mandi dan bersiap.
Aku harus menunda rencana tidur siangku sepertinya.
Karena tidak sempat masak, aku membeli bubur terlebih dahulu, lalu mengirim pesan ke Hinata-san gejala penyakit yang di derita Sakusa-san.
Setelah aku mendapat detailnya, aku segera ke apotik dan menjelaskan apa yang terjadi pada Sakusa-san.
Aku bergegas pergi ke dorm setelah mendapat obat.
Apartemen dan dorm itu tidak terlalu jauh cukup naik kereta 15 menit aja.
Sesampainya aku di stasiun yang aku tuju, aku buru buru keluar dan segera ke dorm.
Mereka bilang aku hanya perlu menyebutkan namaku bisa langsung masuk, apa iya?
Kebetulan ada petugas yang berjaga. Aku segera mengenalkan diri dan apa keperluanku, tapi memang benar adanya aku hanya baru menyebutkan nama petugas itu langsung memberi tau dimana letak kamar Sakusa-san berada.
Aku pergi sesuai instruksi yang di berikan, hingga aku sampai di depan pintu. Petugas bilang satu ruangan itu di isi oleh Hinata-san, Atsumu-san, Bokuto-san, dan Sakusa-san. Mereka bilang di mohon tidak terkejut melihat keadaan ruangan mereka.
Aku segera membunyikan bel masuk, tidak lama kemudia keluar Hinata-san.
"Selamat datang, mari masuk surname-san" Aku mengangguk.
"Maaf ya mendadak, setelah ini aku ada latihan, maaf merepotkan" Aku menggeleng, bukan masalah kok.
Aku segera membongkar semua yang ku bawa, memindahkan bubur ke mangkuk, menyiapkan air dan obat obatan.
Aku segera membawa itu semua ke kamar Sakusa-san yang sudah di beritahu Hinata-san.
Saat aku membuka pintu kamarnya, terlihat iya sedang berbaring disana.
Aku tak tega membangunkannya tapi karena dia harus makan dan minum obat, jadi harus aku bangunkan.
Seharian aku berada di dorm Sakusa-san, membujuknya makan dan minum obat, memastikan ia baik baik aja. Aku sudah seperti pengasuhnya.
Malam telah tiba, masih di tempat yang sama, rasanya aku ingin mandi, aku sempat memasak sih tadi dengan bahan kulkas yang seadanya.
Aku melirik Sakusa-san sedang tidur. Aku menghela nafas pelan. Aku baru ingat jika kamarnya ada balkon, aku segera membuka pintu pembatas kamar dan balkon.
Langitnya indah, banyak bintang.
Aku menutup pintu pembatas dan duduk lesehan di balkon sambil melihat langit.
Engah berapa lama, sampai tidak sadar jika Sakusa-san duduk di atas kasurnya sambil memandangiku, aku melihat ia berjalan ke arah ku.
Di duduk masih bergelung dengan selimut, dia memposisikan kepalanya tidur di pangkuanku.
Tangannya meraih tanganku, meletakannya di atas kepalanya. Ia membuat gerakan mengusap dengan tanganku.
Dia kalau sakit begini jadi clingy ya.
"Tau rasi bintang?"
Aku menggeleng.
"Sepertinya malam ini banyak sekali rasi bintang"
Iya memposisikan kepalanya mengarah ke atas, aku juga menunduk melihat wajahnya.
"Ini bintang yang paling indah"
"Hm?"
Pembicaraan kami berhenti saat itu dan fokus melihat bintang malam ini.
27.08.21
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky
Fanfiction[15+] Aku liat dari jauh aja deg degan apalagi dari dekat, pingsan mungkin