Part 2

17.6K 1.4K 143
                                    

BEOMGYU
Hai nama ku Choi Beomgyu, aku merupakan anak biasa yang kebetulan bisa masuk ke SMA favorit ku, aku tinggal bersama kedua orangtua ku yang dibilang kasar dan tidak baik dalam mendidik anak. Mereka hanya menjadi anak sebagai "mesin uang"

Haaah~ bagaimana tidak? Disaat umur ku 7 tahun, aku sudah harus belajar mengemis di jalan, dan saat usia ku 12 tahun saat aku menginjakan kaki ku di SMP, Orangtua ku menyuruh ku untuk berhenti bersekolah dan tetap mengemis, namun aku menolaknya. Apa mereka gila?! aku juga mempunyai cita-cita dan dengan mudahnya mereka menyuruhku berhenti sekolah

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya, disini lah aku sekarang. Aku bekerja separuh waktu di Toko Kue & Roti yang tak jauh dari area sekolah ku. Sekarang ini aku kelas XI asal kalian tahu~

Klingg..

Lonceng di pintu berbunyi, menandakan pembeli masuk. Aku langsung berdiri dan tersenyum ramah ke arah pembeli tersebut

Lalu mencatat pesanannya, mengantarkan pesanannya dan kembali ke tempat semula, tak lupa membersihkan meja meja kotor yang sudah ditinggalkan oleh pembeli yang lain, lantas menyapu lalu mengepel dan kembali ke belakang untuk mencuci piring, setelahnya aku kembali menjaga kasir untuk mencatat pesanan pembeli. Itulah pekerjaan ku selama disini

Melelahkan? Memang. Karena disini hanya terdapat 2 pekerja saja. Aku dan rekan ku, namanya..

"Jaemin, apa Roti Panggang masih ada?" Tanyaku. Dari dapur ia berteriak

"Ada, namun hanya untuk beberapa pesanan lagi"

Aku pun mengangguk.
Perkenalkan, dia Na Jaemin. Dia bagian dapur, lebih tepatnya dia yang membuat semua kue dan roti disini.

Aku melirik jam di dinding, lalu beranjak ke arah Pintu masuk dan membalikkan papan "CLOSE" bertandakan bahwa toko kami sudah tutup. Setelahnya aku kembali ke belakang, melepaskan apron di pinggang ku dan menyimpannya, tak lupa aku mengganti pakaian kerja ku. Ya walaupun hanya kemeja, yang terpenting pakaian nya sopan untuk bekerja.

Aku melirik sekilas Jaemin yang sudah selesai berganti pakaian dan siap pulang.

"Kau tampak buru-buru na, ada apa?" fyi, Jaemin lebih akrab dipanggil "Na" atau "Nana"

Dia tampak melihatku lalu tersenyum "aku ada janji dengan jeno katanya ada hal yang harus kami bicarakan, aku duluan gyu. Sampai jumpa" Ia melambaikan tangannya sambil tersenyum. Aku mengangguk dan balas lambaian nya. Jeno merupakan kekasih jaemin, dan kudengar bahkan mereka saat ini menyewa 1 apartemen untuk ditinggali bersama.

Setelah selesai, akupun keluar. Tak lupa mengunci toko tersebut, ah angin malam saat ini tak seperti biasanya. Rasanya malam ini lebih mencekam ditambah angin yang sangat dingin menembus jaket tipis ku. Jam menunjukkan pukul 22.00, pantas saja dingin. Rupanya sudah larut malam.

Aku terus berjalan menyusuri trotoar kecil, aku tidak pernah menggunakan angkutan umum jika pulang dan berangkat bekerja. Karena itu hanya akan menghabiskan uang hasil kerja ku. Aku biasa menggunakan angkutan umum hanya untuk sekolah, itupun hanya berangkat nya saja. Supaya tidak terlambat.

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

Aku mengernyitkan dahi ku, bingung. Aku seperti merasa diikuti oleh seseorang. Namun saat aku berhenti dan berbalik, tidak ada siapapun dibelakang ku.

Aku menghela nafas untuk kesekian kalinya, selalu seperti ini. Aku selalu merasa ada yang mengawasi ku. Ini bukan pertama kalinya aku gelisah karena ada sesuatu yang ganjal, sudah berapa kali aku merasakan seseorang yang Seakan-akan mengawasi ku dari jarak jauh atau dekat.

Aku melangkahkan langkahku lebih cepat, saat sudah sampai disekitar kontrakan kecil ku. Aku langsung berlari dan masuk ke dalam, tak lupa mengunci pintu, lalu bernafas lega.

BRAKK!!

"HEI SIALAN!! mana uang hasil kerjamu sini ! cepat berikan kepadaku!!" Aku memejamkan mataku saat sebuah gebrakan meja dapur menyambut ku

"m , maaf pa. gyu belum gajian" cicit ku pelan. sungguh, aku sangat takut jika papa ku sudah meminta uang seperti ini. Jika kalian tanya uang itu buat apa, sudah pasti jawabannya untuk berjudi dan membeli minuman keras.

PLAKK!!

"Sudah ku bilang, lebih baik kau menjalang saja, agar setiap pulang langsung mendapatkan uang"

Pipi ku terasa keram dan panas, belum lagi teriakan papa yang berdengung ditelinga ku. Ayolah rasanya aku ingin menangis. Tapi aku tidak bisa selemah itu.

Aku berbalik dan buru-buru masuk ke kamar ku

"Hei anak tidak berguna! dengarkan jika orangtua sedang bicara"

Sayup-sayup aku mendengar teriakan papa. aku hanya diam dan terduduk dibalik pintu kamar ku. Ya Tuhan, kapan aku bisa hidup dengan tenang. Aku lelah, sangat. Baru pulang kerja langsung dapat bentakan dan tamparan yang menyakitkan.

Untuk kesekian kalinya, aku menghela nafas lagi.

Ntahlah, kenapa aku sering melakukannya. Karena aku hanya ingin merasakan ketenangan walaupun hanya sebentar.

-

Next? Jangan lupa Vote + Comment dan Follow ya ! See u~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next?
Jangan lupa Vote + Comment dan Follow ya !
See u~

Obsesi - taegyu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang