3. Perlahan

42 32 4
                                    

*Pagi Hari*

Rea terburu-buru memakan roti yang disiapkan ibunya, "Pelan-pelan makannya Rea..." Ucap Ibunya sambil memperhatikan anaknya makan.

"Gasempet, udah mau telat" Ucap Rea sambil memakai sepatunya, Ibunya hanya menggelengkan kepala "Oh iya, nanti mama paling ngga pulang, kamu gapapa?" Tanya Ibunya.

Rea terdiam sejenak "Gapapa, lagian udah biasa sendirian dirumah" Jawab Rea sambil membuka pintu "Rea pergi dulu" Sahut Rea sambil menutup pintu. Melihat kepergian anaknya, ibunya hanya terdiam dengan wajah sedih.

Rea berlari menuju lift dengan kepala menunduk merapikan tasnya, dan tanpa ia sadari

Bruk!!

Rea menabrak laki-laki berjaket di depannya, dengan segera Rea meminta maaf ke orang itu "Maaf, Maaf ga sengaja" Ucap Rea sambil menyatukan kedua tangannya dengan mata tertutup.

Orang itu hanya menatap Rea dingin "Lo suka nabrak orang ya" Ucapnya dengan wajah kesal. Rea yang sadar dengan suara itu segera membuka mata dan melepas kedua tangannya. "Lo!??" Sahut Rea sambil mundur beberapa langkah.

"Napa? Kaget? Jhh" Ucapnya sambil menatap arah lain. Melihat itu Rea tambah kesal "Lo! Pagi-pagi jangan bikin orang marah bisa gak?!" Tanya Rea dengan nada tinggi. Namun Rama, dia hanya terdiam menatap Rea.

Pintu lift terbuka dan Rama segera masuk dan menutup pintu lift, tersadar hal itu, Rea segera mengganjal celah lift dengan sepatunya membuat pintu lift terbuka kembali, mendapat kesempatan itu Rea segera masuk.

Didalam lift mereka tak saling bicara, Rea di depan dan Rama di pojok belakang memainkan HP. Wajah Rea sangat kusut menandakan dia sangat kesal pagi ini.

Mereka berdua sudah berada di Halte Bus bersama, Rea menyilangkan kedua tangannya sambil berdiri menunggu, sedangkan Rama memainkan ponselnya sambil memakai Headphone ditelinganya

Bus datang, Rea segera masuk, namun Rama tak menyadarinya. Rea yang bingung awalnya tak berniat memanggil Rama, namun karena memiliki hati nurani, Rea akhirnya memanggil Rama berkali-kali dari ambang pintu Bus.

"RAMA!!" Teriak Rea, karena kesal ia meninggalkan Bus dan menarik lengan Rama, membuat Rama tersadar. "Heh! Lo tuh dipanggil dari tadi! Budeg apa?!" Amuk Rea.

Rama hanya mematung menatap Rea. Namun beberapa saat kemudian Bus pergi meninggalkan Rama dan Rea.

Rama tersadar sambil membuka dan memejamkan matanya berkali-kali "Eh.. Bus-nya!!" Seru Rama sambil meninggalkan Rea yang marah kepadanya, Rama mengejar Busnya namun tak berhasil, Rea yang menyusul Rama hasilnya nihil. Bus meninggalkan mereka.

"Salah lo tau gak?!" Amuk Rea dengan ngos-ngosan. Rama menatap Rea "Lah, napa gue?" Tanya Rama tak terima dituduh. Rea mengambil nafas "Lo... Dipanggil tapi kopok!" Amuk Rea.

Rama berpikir "Lo kan bisa naik sendiri, terus kenapa malah nyamperin gue?" Tanya Rama blak-blakan. Mendengar itu Rea antara marah dan malu menjawabnya

"Kalo gue jawab, nanti dia ge-ger gimana"  Batin Rea.

Dan tanpa menjawab pertanyaan Rama, Rea pergi dengan kesal, lalu berlari ke sekolah.

"Heh! Jawab!" Teriak Rama memanggil.

"Jam segini emang udah gada Bus apa?" Gumam Rama sambil melihat Jam di tangannya "Eh? Jam 07.50?? Telat tolol!!!" Sahut Rama dan segera berlari mengejar Rea didepan.

Rea sudah sampai dulu di sekolah, namun gerbang sudah terkunci "Duh, gimana nih!" ucap Rea sambil mengacak rambutnya. Tak lama datang Rama yang juga kebingungan.

R2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang